Mohon tunggu...
SLAMET SAPERI
SLAMET SAPERI Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta dan Blogger

Ingin Belajar Menulis dengan Baik dan Benar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Bukan LGBT

12 Maret 2016   09:18 Diperbarui: 12 Maret 2016   10:08 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Iya-iya maafin” merasa bersalah. Wisnu yang duduk di sampingku cuman diam dan sesekali tersenyum entah apa yang terlntas dalam pikirannya.

Aku sempet bicara panjang dengan Wisnu, ternyata dia orangnya enak kalau diajak biacara cukup dewasa. Aku kira itu merupakan pertemuanku yang pertama dan terakhir ternyata tidak. Pada waktu perjalanan pulang ternyat Wisnu minta nomor HPku, aku ragu-ragu sih awalnya mau ngasih tapi gpp lah itung-itung nambah teman pikirku. Keesokan harinya Anisa memang sengaja main kerumahku kebetulan pas hari libur. Seperti biasa klau Anisa datang kerumahku dia pengennya ngemil terus, karena dirumahku memang banyak sekali makanan. Sambil lihat acara TV druang tamu tiba-tiba Anisa bertanya kepadaku.

“Gimana si Wisnu suka ga ?” Gak ada angin gak ada hujan si Anisa nanya hal aneh menurutku sih.

“Maksudnya gimana Sa ?” aku bingung.

“Jadi gini lo Fen, si Wisnu itu teman kampusku nah dia tadi malam aku ajak karena dia pengen kenalan sama kamu” sambil ngemil.

“Anggi dan Kristin tau gak ?” aku bertanya, takutya aku dikerjain sama mereka.

“Ya enggaklah, mangkanya sekarang ini kesempatan kamu membuktikan kemereka kalau kamu bukan LGBT seperti yang mereka bilang ke kamu” sambil makan.

“Kamu emang sahabtku yang terbaik dari yang terbaik Sa” aku memeluk Nisa hingga makannya tumpah di bajunya.

Setelah mendapakan penguatan dari Nisa akupun bersemangat untuk membuktikan kalau aku bukan LGBT seperti ejekan Anggi dan Kristin yang dilontarkan kepadaku. Iya sekali lagi aku tau kalau mereka cuman bercanda tapi bercanda mereka udah kelewatan. Terkadang aku berfikir sahabat macam apa mereka yang tidak pernah peka terhadap perasaan sehabatnya sendiri. Tapi fikiran itu berusa aku hilangkan karena mengingat kebaikan mereka pada waktu SMA. Dua minggu telah berlalu pertemuanku dengan Wisnu belum ada kabar tentangnya.

Pagi yang cerah secarah ahtiku di pagai itu, ada sebuah pesan masuk tanpa nama awalnya aku enggan untuk membacanya setelah aku buka pesan itu ternyata dari Wisnu betapa senangnya hatiku.Itulah awal komuniksi kami yang semakin hari semakin menjadi-jadi.Dari awal bertemu aku memang sudah ada sedikit rasa yang berbeda dari dalam hatiku. Aku sempat bingung ada apa sebenarnya denganku, maklumlah belum pernah ngerasain suka sama cowok sebelumnya.Setelah beberapa bulan kami dekat singkat cerita kamipun akhirnya jadian, karena dari awal kami memang sudah saling suka. Setelah aku mempunya seorang pasangan ternyata tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan, mereka malah tambah sering mengejekku, tapi kali ini berbeda entah mengapa taka da sedikitpun rasa marah dan jengkel kepada mereka. Ada aaupu tidak ada pasangan bagiku mereka tetap sahabat terbaikku, setelah sekian lama aku sadar ejekan dari sahabatku merupakan bentuk kasih dan sayang mereka terhadapku. Satu hal yang terpenting yaitu jangan pernah melupakan Tuhan kita dikala kita tersesat oleh segala cobaanya.

By: SR

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun