Mohon tunggu...
Luh EkaPuspita
Luh EkaPuspita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pulau Seribu Pura akan Menjadi Pulau Seribu Sampah?

19 Desember 2018   14:00 Diperbarui: 19 Desember 2018   14:05 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati- hati juga dalam membuang sampah pelastik. Pelastik merupakan bahan pembungkus yang cukup popular digunakan, mulai dari minuman, camilan, dan masih banyak lagi. Namun tentunya hampir semua orang tahu bahwa sampah plastik sangat sulit terurai, apalagi jika dibuang sembarangan ke laut. 

Oleh karena itu para traveler hendaknya lebih berhati-hati ketika membuang sampah pelastik. Pastikan tidak dibuang ditempat yang bukan seharusnya. Jika memang mungkin, masukkan ke tong khusus untuk sampah berbahan plastik.

Meminimalisir penggunaan tas plastik atau kresek juga sangat berguna untuk meminimalisir pencemaran sampah dilaut. Pemerintah bahkan sudah ikut mendukung hal ini dengan meminta toko-toko retailer untuk mengenakan biaya tambahan bagi konsumen yang ingin belanjaannya dibungkus kantong pelastik.

Jangan ragu untuk mengingatkan orang yang ada disekitar. Jelaskan pada mereka apa bahayanya membuang sampah sembarangan, terutama di laut. Tidak hanya membuat perairan tercemar, sampah plastik juga membahayakan ekosistem kehidupan yang ada didalamnya. Jika memang memungkinkan, jangan takut memberikan hardikan pada orang lain yang berulah mengotori tempat wisata.

Inti dari semua persoalan sampah ini, pada akhirnya adalah untuk kemajuan dan kebaikan dunia pariwisata di Indoneisa dan khususnya di Bali.

Untuk itu masyarakat pariwisata di kota Bali pun harus terus menyadarkan dirinya bahwa keberadaan objek wisata ini selain berdampak ekonomi bagi masyarakat juga ada dampak social dan lingkungan, yang harusnya secara terus menerus diawasi dan dilindungi oleh masyarakat, dan untuk masyarakat pariwisata itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun