Tetapi di bukit kecil depan kami terdapat rosehips, berri whortl, dan berri fox.. Kami telah melihat bukit kecil ini sebelumnya. Pohon dengan tag ini seharusnya berada dua yard lebih jauh.
 Rybakov menunjuk ke kalengnya, yang masih tidak penuh, dan ke matahari, yang sekarang mulai menurun ke arah cakrawala, dan kemudian dengan pelan mulai mendekati berri yang mempesona.
 Terdapat celah tembakan kering, dan muka Rybakov terjatuh diantara bukit kecil. Mengongkangg senapannya, Seroshapka berteriak. 'Tinggalkan dia dimana dia berada. Jangan mendekatinya!'
 Seroshapka mengokang dan menembak lagi. Kami tahu apa yang dimaksud dari tembakan kedua ini. Seroshapka juga mengetahuinya. Selalu ada dua tembakan - yang pertama adalah sebuah peringatan.
 Berbaring diantara bukit-bukit kecil, Rybakov terlihat sangat kecil. Dengan langit, pegunungan dan sungai yang besar - Tuhan tahu berapa banyak orang yang mengisi gunung ini, tanpa mengecualikan jalur kecil antara bukit-bukit kecil.
 Kaleng kecil Rybakov terguling sepanjang jalan, aku berhasil mengambilnya dan menyembunyikannya di kantong. Mungkin aku akan mendapatkan roti untuk berri-berri ini, yang mana telah Rybakov kumpulkan.
 Seroshapka dengan tenang mengumpulkan kami, menghitung kami dan memberikan perintah untuk kembali pulang.
 Dia menepuk pundakku dengan ujung senapannya, dan aku berputar melihatnya.
 'Kau lah yang kuinginkan,' kata Seroshapka. 'Tetapi kau tidak melewati batas, bajingan.'
 Translated from Varlam Shalamov "Berries"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H