Mohon tunggu...
Nabila
Nabila Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance writer

Writing is the cathartic escape that untangles the web of thoughts and emotions, freeing the mind from the thorns of confusion and anxiety.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Seri Penasaran: Bagaimana Lingkungan dan Internet Mempengaruhi Perilaku Anak

28 Februari 2023   08:41 Diperbarui: 28 Februari 2023   22:01 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Dari berbagai aspek, perilaku anak-anak bisa dikonstruksi. Namun menurut saya sendiri, yang paling utama adalah orang tua. Kembali lagi ke awal, dimana orang tua adalah gerbang yang akan menuntun anak-anak menyongsong masa depan. Seburuk apapun sebagian sisi teknologi, itu tidak berarti apa-apa jikalau orang tua turut andil dalam proses pembelajaran anak dengan ponsel pintarnya. Ada berbagai macam saluran YouTube yang bisa menjadi wadah pembelajaran anak, dengan berbagai informasi yang dapat membantu mereka mengenal dunia lebih jauh: seperti saluran YouTube tentang sejarah, tentang hewan-hewan dan bagaimana mereka hidup di alam, tentang bahasa asing yang bisa menambah wawasan dalam berbahasa, sampai saluran YouTube yang memberikan pelajaran gratis dengan beragam topik. Sayangnya, saya rasa masih banyak orang tua yang lalai dalam membatasi anak-anak mereka berselancar di internet.

Saya kembali menilik kasus bocah yang bisa-bisanya menghabisi nyawa anak kecil sebab mereka terlena oleh uang yang dibacanya dari internet. Anak SMP sudah berani melakukan tindakan tidak senonoh yang berakhir dengan penghabisan nyawa, ada pula anak-anak yang berkata kasar kepada orang tua bahkan kepada guru yang mengajar mereka.

Mungkin tulisan ini sudah sampai di penghujung sebab nyaris jam dua dini hari saya mendapat ide untuk menuliskan penutupnya. Terima kasih untuk yang telah membaca, dan mohon maaf kalau masih ada kesalahan dalam mencari data-data. Kembali lagi, saya menulis ini dengan tujuan mengedukasi diri, melatih minat baca, dan menyelami wawasan lebih baik lagi, dan barangkali bisa berdiskusi dengan para pembaca atau mungkin ahli yang tidak sengaja melihat halaman ini.

Sumber:

Valiente, C., Lemery-Chalfant, K., Swanson, J., & Reiser, M. (2008). Prediction of children's academic competence from their effortful control, relationships, and classroom participation. Developmental Psychology, 44(3), 647-659. doi: 10.1037/0012-1649.44.3.647

Conger, R. D., Conger, K. J., Martin, M. J., & Brody, G. H. (2010). Socioeconomic status, family processes, and individual development. Child Development, 81(3), 714-731. doi: 10.1111/j.1467-8624.2010.01431.x

Duncan, G. J., Yeung, W. J., Brooks-Gunn, J., & Smith, J. R. (1998). How much does childhood poverty affect the life chances of children? American Sociological Review, 63(3), 406-423. doi: 10.2307/2657556

Evans, G. W., & Kim, P. (2013). Childhood poverty and young adults' allostatic load: The mediating role of childhood cumulative risk exposure. Psychological Science, 24(9), 1765-1773. doi: 10.1177/0956797613486482

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun