Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola

Timnas U-20, Versus Yordania, Beberapa Pemain, "Tidak Sesuai"

26 Januari 2025   00:07 Diperbarui: 26 Januari 2025   00:07 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sejarah ini akan tercatat abadi.Timnas Indonesia U-20 mengalahkan Argentina 2-1 di ajang Seoul Earth On Us Cup 2024. Kemenangan itu berbuah sejarah baru. Indonesia U-20 melawan Argentina U-20 di Korea Selatan, dalam ajang Seoul Earth On Us Cup 2024. Laga itu sekaligus menjadi persiapan skuat Indra Sjafri mengadapi Kualifikasi Piala Asia U-20 2025.

Dalam Kualifikasi, ternyata, Indra Sjafri pun membuktikan bahwa anak asuhnya mampu menjadi juara Grup F, dan Garuda Muda lolos ke Piala Asia U-20 2025 di China.

Bagaimana MCS U-20?

Demi suksesnya Garuda Muda di China, PSSI pun memfasilitasi Timnas U-20 lebih dari sekadar Program TC, tetapi sampai membuat turnamen kecil yang sangat serius. Ada sponsornya, ada siaran livenya di TV Swasta.

Namun, saya sendiri menyayangkan saat Garuda Muda tampil perdana meladeni Yordania. Karena beberapa pemain yang diberikan kepercayaan, masih dipanggil dan masuk skuat, saat diberikan kepercayaan tampil di momentum yang sangat serius, sebuah persiapan akhir tim, justru tidak mampu membuktikan diri layak berjersey Timnas.

Publik sepak bola nasional pun banyak yang bertanya, mengapa para pemain yang sudah digembleng di TC, sudah main di kualifikasi, sudah main di turnamen, masuk ke TC lagi, tidak mendeskripsikan bahwa mereka  itu sudah diproses dan dipoles oleh sentuhan Indra Sjafri dan Tim?

Buntutnya, laga perdana Timnas Indonesia U-20 versus Yordania dalam Mandiri Challenge Series (MCS) U-20 sebagai persiapan akhir menuju Piala Asia U-20 2025, masih belum menggambarkan kekuatan pasukan Garuda Muda yang diharapkan.

Padahal Yordania adalah tim yang lolos ke Piala Asia U-20 2025 dengan predikat hanya sebagai runner up terbaik kelima.

Bagaimana kira-kira saat nanti pada Senin malam, (27/1) meladeni Suriah yang lolos ke Piala Asia dengan predikat juara Grup A dalam kualifikasi?

Realistis

Kekalahan Garuda Muda atas Yordania, secara realistis memang dipengaruh oleh beberapa faktor. Di antaranya:

(1) Masih ada pemain yang belum bergabung karena cidera atau belum siap atau memang masih belum diberikan kesempatan. Diyakini sebagai sebab tim mandul dan lawan dengan mudah dapat mencipta gol.
(2) Beberapa pemain yang diturunkan berlaga oleh pelatih Indra Sjafri, saya catat rapor teknik, intelegensi, personality, dan speed (TIPS)nya masih jauh dari standar untuk kelas Timnas.
(3) Para pemain yang nilai rapor TIPSnya lemah, menjadi penghambat utama tim untuk dapat memenangi laga, meski lawan, sejak menit 37 sudah berlaga hanya dengan 10 pemain. Sebab, pada menit 36, kiper utama Yordania, Omar Al-Khalil, diganjar kartu merah setelah melakukan pelanggaran di dalam kotak penalti.
(4) Saya yakin, 28 pemain yang kini ada dalam skuat Timnas U-20, adalah pemain terbaik di negeri ini, sehingga dipilih oleh Indra Sjafri, setelah melalui serangkaian proses yang ketat. Ada seleksi, TC, hingga bermain dalam turnamen, bahkan sempat menekuk Argentina. Lalu, dalam kualifikasi menjadi juara Grup. Kemudian ada TC lagi.

Namun, beberapa pemain dalam hal TIPS, masih tidak ada perkembangan signifikan dalam hal teknik, intelegensi, dan personality. Saya pikir, para pemain ini sudah mentok, ya. Bila tidak ada bantuan dari pemain yang dibina oleh negara lain, tetapi berdarah Indonesia.

Lebih spesifik, di skuat U-20 ini, dari laga versus Yordania, penjaga gawang juga cukup mudah kemasukan, sebab bola hasil sundulan lawan, berada persis di area kepalanya. Sebelum gol tercipta, 2 pemain belakang, juga cukup andil membuat lawan mudah menyundul bola.

Di sektor tengah, saya sebut, belum ada pemain yang dapat diharapkan menjadi rohnya tim. Ada pemain yang speednya cukup mumpuni, tetapi berkali-kali unjuk gigi pamer kelemahan teknik, intelegensi, dan personality. Hal ini setali tiga uang dengan para pemain di barisan depan. Jadi, bila pemain tengah dan depannya seperti contoh saat versus Yordania, maka garansinya, Garuda Muda, mandul.

Pertanyaan publik, juga pertanyaan saya, siapa otak dan roh dari Timnas U-20 ini? Sampai saat ini, justru sosoknya hanya ada pada Kadek Arel dan Dony Tri Pamungkas saja.

Semoga, saat jumpa Suriah, siapa pun yang diberikan kepercayaan turun gelanggang oleh Indra Sjafri, sesuai game plan, strategi, dan taktik, berupayalah tidak "bunuh diri". Yaitu, menunjukan diri lemah teknik, intelegensi, dan personality. Sebab, bila hasilnya kalah lagi, Indra Sjafri bisa-bisa kena getahnya. Dievaluasi oleh Erick Thohir dan para Exco, lalu diganti pelatih lain saat Piala Asia U-20 tiba.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun