(1) Masih ada pemain yang belum bergabung karena cidera atau belum siap atau memang masih belum diberikan kesempatan. Diyakini sebagai sebab tim mandul dan lawan dengan mudah dapat mencipta gol.
(2) Beberapa pemain yang diturunkan berlaga oleh pelatih Indra Sjafri, saya catat rapor teknik, intelegensi, personality, dan speed (TIPS)nya masih jauh dari standar untuk kelas Timnas.
(3) Para pemain yang nilai rapor TIPSnya lemah, menjadi penghambat utama tim untuk dapat memenangi laga, meski lawan, sejak menit 37 sudah berlaga hanya dengan 10 pemain. Sebab, pada menit 36, kiper utama Yordania, Omar Al-Khalil, diganjar kartu merah setelah melakukan pelanggaran di dalam kotak penalti.
(4) Saya yakin, 28 pemain yang kini ada dalam skuat Timnas U-20, adalah pemain terbaik di negeri ini, sehingga dipilih oleh Indra Sjafri, setelah melalui serangkaian proses yang ketat. Ada seleksi, TC, hingga bermain dalam turnamen, bahkan sempat menekuk Argentina. Lalu, dalam kualifikasi menjadi juara Grup. Kemudian ada TC lagi.
Namun, beberapa pemain dalam hal TIPS, masih tidak ada perkembangan signifikan dalam hal teknik, intelegensi, dan personality. Saya pikir, para pemain ini sudah mentok, ya. Bila tidak ada bantuan dari pemain yang dibina oleh negara lain, tetapi berdarah Indonesia.
Lebih spesifik, di skuat U-20 ini, dari laga versus Yordania, penjaga gawang juga cukup mudah kemasukan, sebab bola hasil sundulan lawan, berada persis di area kepalanya. Sebelum gol tercipta, 2 pemain belakang, juga cukup andil membuat lawan mudah menyundul bola.
Di sektor tengah, saya sebut, belum ada pemain yang dapat diharapkan menjadi rohnya tim. Ada pemain yang speednya cukup mumpuni, tetapi berkali-kali unjuk gigi pamer kelemahan teknik, intelegensi, dan personality. Hal ini setali tiga uang dengan para pemain di barisan depan. Jadi, bila pemain tengah dan depannya seperti contoh saat versus Yordania, maka garansinya, Garuda Muda, mandul.
Pertanyaan publik, juga pertanyaan saya, siapa otak dan roh dari Timnas U-20 ini? Sampai saat ini, justru sosoknya hanya ada pada Kadek Arel dan Dony Tri Pamungkas saja.
Semoga, saat jumpa Suriah, siapa pun yang diberikan kepercayaan turun gelanggang oleh Indra Sjafri, sesuai game plan, strategi, dan taktik, berupayalah tidak "bunuh diri". Yaitu, menunjukan diri lemah teknik, intelegensi, dan personality. Sebab, bila hasilnya kalah lagi, Indra Sjafri bisa-bisa kena getahnya. Dievaluasi oleh Erick Thohir dan para Exco, lalu diganti pelatih lain saat Piala Asia U-20 tiba.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI