Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setelah Refleksi 2024 (10) 2025 Tidak Mengulang dari Nol, Proposal Diri?

1 Januari 2025   12:47 Diperbarui: 1 Januari 2025   12:47 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


Setelah Refleksi 2024 (10)

2025 Tidak Mengulang dari Nol, Proposal Diri?

(Supartono JW.01012025)

Mengawali tahun 2025, apakah saya, kita sudah memiliki proposal diri untuk tahun 2025 ini? Bila sudah, apakah dalam proposal itu, saya, kita akan memulai dari nol lagi? Atau melanjutkan hal-hal baik di tahun sebelumnya, kemudian memperbaiki, mengembangkan, dan lebih meningkatkan lagi di tahun 2025? Sebab, sudah ada hasil refleksi diri. Sudah tahu kelemahan dan kesalahan yang akan menjadi rintangan.

Proposal diri

Dalam budaya kehidupan sehari-hari masyarakat kita, proposal adalah barang asing dan tak mendarah daging. Padahal mau melakukan apa pun, proposal diri menjadi syarat mutlak untuk menuai keberhasilan.

Untuk itu, setiap individu manusia sejatinya wajib memiliki proposal diri, yaitu rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja, langkah baru, perubahan, perbaikan dll.

Isi proposal sekurangnya ada Judul, Latar Belakang, Tujuan, Tema, Jenis kegiatan, sasaran, waktu dan tempat kegiatan, susunan langkah (acara), susunan panitia atau pelaku, anggaran dana, penutup.

Sekalipun kegiatan itu semua pelakunya diri kita sendiri, maka proposal diri pun wajib dicanangkan. Apakah saya, kita, terbudaya membuat proposal diri?

Tidak mengulang dari nol

Sebelum lanjut membahas proposal diri, coba kita renungkan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap estafet pergantian pemimpin, dan pergantian tahun, selalu saja ada hal-hal yang dihargai dan tidak dihargai.

Hal-hal yang dihargai, sebab langkahnya dimulai dari proposal, membuat siapa pun penerus estafet kepemimpinan selanjutnya, akan meneruskan dan melanjutkan program, karena menghargai apa yang sudah dirintis dan berhasil dicapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun