Lihatlah, atas tidak lolosnya Timnas Piala AFF 2024, berbagai upaya, mereka lakukan, sampai-sampai STy pun diisukan menggunakan buzzer. Sebab, sorotan dan kritik tajam, yang logis dan tidak logis berbaur. Ujungnya, ada pihak yang "memakai kaca mata kuda" dan numpang mencari cuan/memanfaatkan mendesak STy mundur atau dipecat.
Sementara, pihak yang objektif dan cerdas lebih bijak, bukan membela STy, tetapi mendudukan masalah di tempatnya. Tetapi, hal ini malah dihembuskan spekulasi bila STy memiliki atau menggunakan buzzer untuk mendukung reputasinya di medsos.
Kegagalan pendidikan
Keberadaan STy di Indonesia, nampaknya terus dijadikan momentum oleh pihak/oknum yang justru memanfaatkan situasi untuk mencari kepentingan dan keuntungan pribadi. Pun memanfaatkan masyarakat agar terpancing "provokasi" hingga dunia medsos menjadi media yang tidak lagi mendidik dan menghibur.
Tetapi menjadi media yang justru menampilkan masyarakat yang masih gagal dalam pendidikan. Tidak cerdas spiritual, intelegensi, dan personality. Kini, sangat mudah kita temukan orang-orang yang miskin atau rendah emosional dari cuitannya. Meski, belum pasti bahwa mereka memang benar-benar asli begitu, atau hanya bersandiwara, menjadi buzzer juga.
Yang pasti, selama STy masih ada di Indonesia dan menjadi pelatih Timnas, maka ibaratnya ada gula ada semut. STy itu gulanya, dan semutnya orang-orang licik yang malah numpang momentum dan memanfaatkan STy untuk keuntungan pribadi.
PSSI, Erick Thohir tidak tegas
Di sisi lain, bicara STy dan Timnas, jelas tanggung jawab PSSI dan Ketua Umumnya, Erick Thohir. Tetapi, saya prihatin atas sikap Erick yang beberapa kali justru terpancing gorengan di medsos. Sering membuat pernyataan baik resmi mau pun tidak resmi, dan sangat mudah pula di goreng oleh media, bila sudah terkait STy. Saya menyebutnya, seolah Erick jadi tidak berpendirian.
Lebih parah, dalam satu laga, malah Erick mempertontonkan dirinya sedang bersama seseorang yang sangat dibenci masyarakat Indonesia, yang cuma pengamat, bukan praktisi, tetapi kata-kata atau ucapan dari mulutnya terkait STy, seolah lebih dari seorang dewa, tetapi selalu berujung polemik. Maksudnya Erick apa? Malah sama si biang kerok ini?
Yang pasti, seharusnya PSSI dan Erick tegas. Sigap menangkap kegelisahan asli dan palsu dari masyarakat. Lalu, memberikan statemen yang kuat dan berpendirian. Bukan ikutan menjadi pihak yang memicu "gorengan" baru terkait STy. Tidak sentimentil.
Sebab, yang terjadi, Erick bicara apa? Lalu, ada Exco yang bicara apa? Mencerminkan tidak adanya kekompakan di tubuh PSSI.