Sudah teruji, orang yang low profile karena mumpuni soft skillnya, akan cerdas dalam adaptasi, sosialisasi, komunikasi, problem solving, kepemimpinan, keorganisasian, etika dan moralitas, pengambilan keputusan (Decision making), hingga manajemen waktu (Time management).
Orang-orang yang low profile, karena mumpuni dalam soft skill, khusus dalam manajemen waktu, akan selalu mampu dan terampil dalam mengatur dan memanfaatkan waktu dengan benar dan baik untuk mencapai tujuan dengan efisien, tetapi produktif.
Juga mumpuni dalam meyusun
perencanaan dan pengendalian waktu untuk menyelesaikan tugas dan aktivitasnya, tahu skala prioritas, tahu mengatur jadwal, tahu menetapkan tugas, dan mengalokasikan waktu dengan optimal. Sehingga ada keseimbangan antara kehidupan pibadi, pekerjaan, kekeluargaan, kemasyarakatan dan sosial.
Dihargai, disegani, dihormati
Dalam praktik kehidupan nyata, dari pengalaman nyata yang saya lihat di berbagai bidang kehidupan, orang-orang yang low profile dan mumpuni dalam soft skill, dihargai, disegani, dihormati. Jarang yang meremehkan, kecuali orang yang iri, dengki, syirik atau yang "bersaing" tidak benar dan tidak sesuai aturan.
Terlebih, saya sangat memahami, bahwa low profile itu sama dengan seni kehidupan yang tidak semua orang tahu, mengenal, memahami. Dan, untuk diketahui, orang yang low profile, tidak perlu membuktikan diri dan mengaku-aku bahwa dirinya low profile.
Sebab, biasanya, orang lain/pihak lain akan tahu bahwa yang low profile itu memiliki pengaruh kuat dalam setiap lini kehidupan, kegiatan, kekeluargaan, pekerjaan, dan lainnya, yang ditekuni.
Dalam praktiknya, orang yang low profile, karena mumpuni dalam soft skill, pondasinya cerdas SQ, IQ, dan EQ, maka akan mudah dikenali, karena:
(1) Tidak banyak kata
Orang low profile tidak banyak kata-kata. Mereka sering kali diam, tetapi pemikirannya tajam, analisisnya mendalam. Cerdas membaca situasi, cerdas mengamati perilaku orang lain, dan memahami "konteks" sebelum memutuskan dan bertindak.
Kendati pun berbicara, kata yang keluar berbobot. Tidak perlu bicara keras apalagi teriak untuk membuat orang lain konsentrasi dan memperhatikan. Memanusiakan manusia. Orang yang awalnya meremehkan, berikutnya akan paham sedang berhadapan dengan siapa.