Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Saya Orang yang Low Profile dan Mumpuni dalam Soft Skill?

26 Desember 2024   23:10 Diperbarui: 26 Desember 2024   23:13 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


Refleksi 2024 (5)

Apakah Saya Orang yang Low Profile dan Mumpuni dalam Soft Skill?


Orang low profile, tidak menonjolkan diri atau mencari perhatian berlebihan. Tidak suka pamer dan lebih fokus pada kegiatan atau pekerjaan sesuai aturan dan jalan yang baik dan benar. Mumpuni dalam soft skill, pondasinya cerdas SQ, IQ, dan EQ, kaya pikiran dan kaya hati.

(Supartono JW.27122024)

Di tengah perkembangan zaman dan ketatnya persaingan di berbagai lini kehidupan, meski tidak semua orang yang terdidik dengan benar dalam hal spiritual (agama), intelegensi, dan personality dari lingkungan keluarganya, sekolah, kampus, tempat kerja, dan lingkungan masyarakat, mampu menunjukan kompetensi kecerdasan SQ, IQ, EQ di kehidupan nyata.

Tetap saja, ada individu yang mencoba terus berupaya untuk menunjukan kemampuannya dalam hal kompetensi SQ, IQ, dan EQ yang mumpuni, akhirnya berhasil, karena low profile.

Apakah sepanjang hidup, atau minimal sepanjang tahun 2024, saya sudah tergolong menjadi orang yang low profile dan mumpuni dalam soft skill? Coba ricek dengan penjelasan berikut ini.

Low profile, soft skill

Orang-orang yang demikian itu, low profile, tidak suka memamerkan keberhasilannya, tidak egois, tidak narsis, tidak sombong/angkuh, sederhana, karena tawaduk, rendah hati.

Low profile adalah sikap tidak menonjolkan diri atau mencari perhatian berlebihan. Tidak suka pamer dan lebih fokus pada kegiatan atau pekerjaan sesuai aturan dan jalan yang baik dan benar. Orang yang sesungguhnya dan benar-benar low profile, akan nampak dalam kecerdasan emosionalnya (baca: soft skill).

Soft skill berbeda dengan hard skill. Hard skill merupakan pengetahuan dan kemampuan teknis. Dari berbagai penelitian seperti yang pernah dipublikasikan oleh Harvard University, yang sudah dilansir oleh berbagai media massa,  menunjukkan bahwa kesuksesan seseorang ditentukan sekitar 80% oleh soft skill dan 20% oleh hard skill.

Orang yang low profile, karena mumpuni dalam soft skill, akan mampu berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Sebab, soft skill seseorang bertumbuh, berkembang, matang, justru di dapat dari aktivitas di lingkungan dan aktivitas sehari-hari.

Sudah teruji, orang yang low profile karena mumpuni soft skillnya, akan cerdas dalam adaptasi, sosialisasi, komunikasi, problem solving, kepemimpinan, keorganisasian, etika dan moralitas, pengambilan keputusan (Decision making), hingga manajemen waktu (Time management).

Orang-orang yang low profile, karena mumpuni dalam soft skill, khusus dalam manajemen waktu, akan selalu mampu dan terampil dalam mengatur dan memanfaatkan waktu dengan benar dan baik untuk mencapai tujuan dengan efisien, tetapi produktif.

Juga mumpuni dalam meyusun
perencanaan dan pengendalian waktu untuk menyelesaikan tugas dan aktivitasnya, tahu skala prioritas, tahu mengatur jadwal, tahu menetapkan tugas, dan mengalokasikan waktu dengan optimal. Sehingga ada keseimbangan antara kehidupan pibadi, pekerjaan, kekeluargaan, kemasyarakatan dan sosial.

Dihargai, disegani, dihormati

Dalam praktik kehidupan nyata, dari pengalaman nyata yang saya lihat di berbagai bidang kehidupan, orang-orang yang low profile dan mumpuni dalam soft skill, dihargai, disegani, dihormati. Jarang yang meremehkan, kecuali orang yang iri, dengki, syirik atau yang "bersaing" tidak benar dan tidak sesuai aturan.

Terlebih, saya sangat memahami, bahwa low profile itu sama dengan seni kehidupan yang tidak semua orang tahu, mengenal, memahami. Dan, untuk diketahui, orang yang low profile, tidak perlu membuktikan diri dan mengaku-aku bahwa dirinya low profile.

Sebab, biasanya, orang lain/pihak lain akan tahu bahwa yang low profile itu memiliki pengaruh kuat dalam setiap lini kehidupan, kegiatan, kekeluargaan, pekerjaan, dan lainnya, yang ditekuni.

Dalam praktiknya, orang yang low profile, karena mumpuni dalam soft skill, pondasinya cerdas SQ, IQ, dan EQ, maka akan mudah dikenali, karena:

(1) Tidak banyak kata

Orang low profile tidak banyak kata-kata. Mereka sering kali diam, tetapi pemikirannya tajam, analisisnya mendalam. Cerdas membaca situasi, cerdas mengamati perilaku orang lain, dan memahami "konteks" sebelum memutuskan dan bertindak.

Kendati pun berbicara, kata yang keluar berbobot. Tidak perlu bicara keras apalagi teriak untuk membuat orang lain konsentrasi dan memperhatikan. Memanusiakan manusia. Orang yang awalnya meremehkan, berikutnya akan paham sedang berhadapan dengan siapa.

(2) Disiplin

Orang low profile memiliki sikap dan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya dan menajdi tanggung jawabnya. Mampu mengendalikan diri, mengikuti aturan, menjaga konsistensi, mematuhi norma, dan menyesuaikan kebiasaan.

(3) Merasa memiliki

Orang low profile kuat dalam "sense of belonging", yaitu perasaan yang ada dalam diri, rasa memiliki yang tinggi terhadap kelompok, organisasi, kekeluargaan, pekerjaan, dan lainnya.

Adanya sense of belonging, mencerminkan terkait bahwa keadaan psikologis, mental, dan fisiknya, sehat. Karena  bila keadaannya sakit, mustahil akan ada rasa memiliki.

(4) Militan

Orang low profile selalu memiliki militansi. Sikapnya tegas, keras, dan siap berjuang atau bertindak agresif (sesuai aturan dan norma) untuk mencapai tujuan.

(5). Konsisten

Sikapnya konsisten. Tindakan nyata jauh lebih penting daripada kata-kata. Konsistensinya mencerminkan tanggung jawab, rasa memiliki, selalu peduli, selalu simpati-empati. Tanpa disadari membangun reputasi yang kuat. Orang lain tahu bahwa orang low profile dapat diandalkan, meski dalam kondisi yang tidak realistis.

(6) Percaya diri

Kepercayaan dirinya berasal dari pencapaian yang nyata, bukan dari pengakuan orang lain. Ini adalah salah satu alasan mengapa mereka sulit diremehkan. Tidak perlu membuktikan apa-apa lagi, karena tindakan dan perbuatannya sudah berbicara lebih dari cukup.

(7) Jujur

Kejujurannya, selain terhadap apa yang diperbuat, tetapi rendah hati mengakui bila ada hal yang belum diketahui. Tidak sok tahu.

(8) Dewasa

Sikap dan perbuatan orang low profile menunjukan kedewasaan.

(9) Jauh dari konflik

Sebab dewasa, maka memahami bahwa tidak semua pertempuran harus dimenangkan. Karenanya, bijaksana dalam memilih mana yang benar-benar penting dan mana yang hanya membuang waktu serta energi. Tahu kapan harus maju dan kapan harus mundur.

Tidak akan terjebak dalam konflik, lebih memilih mencari solusi. Menjaga hubungan baik lebih penting dan berharga daripada memenangkan "pertempuran" yang tidak berarti. Dihormati, karena kematangan dalam berpikir dan bertindak.

(10) Kualitas

Orang low profile tidak peduli dengan angka-angka alias kuantitas, yang sering kali menjadi tolok ukur kesuksesan bagi banyak orang. Tetapi lebih memilih fokus pada kualitas, baik dalam kegiatan, pekerjaan, hubungan, maupun gaya hidup.

Lebih baik sedikit, tetapi bersama SDM berkualitas dan kompeten dalam SQ, IQ, dan EQ, jauh lebih bermakna dan berharga, berstandar tinggi, daripada memiliki banyak tetapi "dangkal" dan "miskin".

Dalam hubungan, lebih memilih memiliki sedikit teman tetapi benar-benar mendukung dan dapat dipercaya. Gaya hidupnya pun mencerminkan kesederhanaan yang berkualitas tinggi.

Tidak silau dengan kondisi sekitar yang penuh dengan "kompetisi" penuh drama, menabrak etika dan moral.

(11) Berpendirian

Orang low profile teguh pendirian, tetap tenang di tengah badai persaingan. Tidak mudah diombang-ambing. Memiliki prinsip dan nilai-nilai yang kokoh.

Banyak mendengarkan dan membaca ilmu pengetahuan. Terbuka pada masukan, kritik, saran, tetapi mampu "menyaring" mana yang benar dan baik. Sehingga tetap kokoh, tidak mudah goyah atau kehilangan arah. Pendirian dan keteguhan menjadi prinsip.

(12) Tahu diri

Orang low profile lekat dengan tahu diri. Mengerti kedudukan dan keadaan diri sendiri. Mengenal segala hal dalam dirinya, termasuk mengenai kelebihan dan kekurangannya. Sangat memahami kedudukannya saat berhadapan dengan orang lain sehingga ia dapat menyesuaikan kewajiban dan hak terkait kedudukannya tersebut.

(13) Tahu terima kasih

Orang low profile tahu berterima kasih. Sebab, tahu berterima kasih adalah sikap menghargai dan bersyukur atas apa yang diberikan orang lain.

(14) Pandai bersyukur

Orang low profile pandai bersyukur. Mengakui semua nikmat dan karunia yang diberikan Allah dengan membuka mata hati. Sebab pandai bersyukur merupakan sifat mulia.

(15) Peduli dan simpati

Orang low profile peduli dan penuh simpati. Memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar. Peduli juga dapat diartikan sebagai rasa simpati dan perhatian terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.

(16) Bertanggung jawab

Orang low profile bertanggung jawab. Melakukan tugas dan kewajiban dengan sungguh-sungguh, serta siap menanggung segala risiko akibat perbuatan sendiri. Tidak menimpakan kepada orang lain. Tidak menciptakan "kambing hitam. Tidak melempar batu, sembunyi tangan.

Dengan karakter seperti demikian, orang low profile memahami bahwa hidup tidak perlu dijalani dengan penuh ria, dipamerkan, menjadi sorotan, viral dan diviralkan, dijadikan konten, dan lainnya. Ini meninjukan bahwa kesederhanaan dan ketulusan adalah aset yang membuat orang low profile, dihargai, disegani, dihormati oleh orang-orang yang kaya pikiran dan kaya hati.

Sudahkah saya, kita tergolong orang yang low profile? Mumpuni dalam soft skill?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun