Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Timnas, Setop Mengabaikan Teori, Sikap Ilmiah, Cara Berproses, dan Human Error

18 November 2024   06:55 Diperbarui: 18 November 2024   10:31 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Dari penjelasan fungsi teori tersebut, bagaimana fenomena sosial (baca: Timnas Indonesia)? Bagaimana konflik yang terjadi sepanjang Timnas diasuh STy dan didukung Erick Thohir?

Yah, perjalanan Timnas Indonesia dalam ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 memang belum ada kesimpulan gagal, sebab masih ada 5 laga yang akan menentukan berhasil atau gagal.

Yang pasti, ayo buka pikiran dan hati bahwa sejauh ini setelah melewati 5 laga, posisi Timnas Indonesia itu "masih berproses" di semua lini. Sementara lawan-lawannya merupakan tim-tim besar yang sudah melalui proses, skuatnya terbentuk dari hasil proses panjang yang prosesnya sesuai teori dan sikap ilmiah.

Jadi, sadarlah bahwa 5 laga yang telah dilalui oleh Timnas Indonesia, tidak dilalui dengan proses yang benar dan baik. Bahkan mengabaikan teori dan sikap ilmiah, yang human error pun tetap dilindungi dan dibela.

Untuk itu, bila paket Erick Thohir dan STy mau bersikap ilmiah, tidak mengabaikan teori berproses itu harus seperti apa, kontrol agar tidak terjadi lagi human error, semoga saja, yang realistis di 5 laga sisa dapat menang atas Arab Saudi, China, dan Bahrain. Lalu berusaha tidak kalah dari Australia dan Jepang.

Jangan sok ekspetasi tinggi ranking 3 atau 4, tapi tidak paham bagaimana membangun Timnas dengan sikap ilmiah, berlandaskan teori, ada faktor human error, dan berproses dengan benar dan baik, sesuai sikap ilmiah dan teori-teori yang mendukung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun