Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Timnas, Setop Mengabaikan Teori, Sikap Ilmiah, Cara Berproses, dan Human Error

18 November 2024   06:55 Diperbarui: 18 November 2024   10:31 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Sekarang Timnas Indonesia sedang berlaga di event apa ?Lawan-lawan yang dihadapi pun di antaranya 3 tim langganan Piala Dunia. Tapi, PSSI dan pelatih melakukan pekerjaan yang hanya dilandasi oleh ambisi. Mengabaikan teori dan sikap ilmiah.

Hal-hal yang dilakukan dengan mengabaikan teori dan sikap ilmiah, apalagi saat sedang melakukan "hal" dalam fase berproses, maka sudah dapat dipastikan hal yang diproses tidak akan berhasil sesuai tujuan. Terlebih, dalam berproses sulit terhindar dari human error.

Sikap Ilmiah adalah suatu sikap mampu menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar, bertindak dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan.

Maaf, apakah langkah Erick Thohir dan STy dalam memproses Timnas Indonesia ini, dilandasi sikap ilmiah?

Berikutnya, apakah langkah mereka juga dilandasi oleh teori-teori yang benar?

Dalam kehidupan sosial, seperti tim sepak bola, teori memiliki fungsi yang sangat penting. Di antaranya:

(1) Sebagai alat analisis. Teori memberikan kerangka berpikir atau perspektif bagi individu atau kelompok dalam menganalisis fenomena sosial yang terjadi di sekitarnya. Teori juga membantu individu atau kelompok dalam mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena sosial tersebut, serta dampak atau implikasinya bagi masyarakat.
Sebagai alat pemahaman. Teori memberikan penjelasan atau pemaknaan atas fenomena sosial yang terjadi di sekitarnya. Teori juga membantu individu atau kelompok dalam memahami sikap, perilaku, nilai, norma, kepercayaan, ideologi.

(2) Sebagai alat kritik. Teori memberikan kriteria atau standar bagi individu atau kelompok dalam menilai atau mengkritik fenomena sosial yang terjadi di sekitarnya. Teori juga membantu individu atau kelompok dalam menentukan sikap atau tindakan yang tepat terhadap fenomena sosial tersebut, baik untuk mendukung, menolak, atau mengubahnya.

(3) Sebagai alat solusi. Teori memberikan alternatif atau pilihan bagi individu atau kelompok dalam mencari atau memberikan solusi atas fenomena sosial yang terjadi di sekitarnya. Teori juga membantu individu atau kelompok dalam merancang atau melaksanakan solusi tersebut, baik secara individual, kolektif, maupun institusional.

Ada teori konflik yang dikemukakan oleh Marx, Weber, Dahrendorf, atau lainnya, yaitu sebagai alat analisis dan kritik terhadap fenomena ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.

Teori konflik menjelaskan bahwa ketimpangan sosial disebabkan oleh adanya konflik antara kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan berbeda, seperti kelas, ras, etnis, gender, dll. Teori konflik juga menilai bahwa ketimpangan sosial merupakan suatu hal yang tidak adil dan harus dihapuskan dengan cara revolusi sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun