Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Game Plan, Strategi, Taktik, dan Komposisi Pemain Tepat, Indonesia Menang?

15 November 2024   10:31 Diperbarui: 15 November 2024   14:24 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Timnas Indonesia, akhirnya  harus menghadapi laga krusial saat ditantang Jepang dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Jumat (15/11/2024).  

Pasalnya, meraih poin atas Jepang sudah pasti sulit. Bila hasilnya imbang, apalagi kalah, maka nasib perjalanan Indonesia lolos dari ronde 3 babak kualifikasi, semakin berat.

Setop eksperimen

Namun, meski secara matematis, Jepang unggul segalanya atas Indonesia, tetapi di atas lapangan bisa saja terjadi hal yang jauh dari catatan matematis. Bukan hal mustahil, Indonesia dapat menekuk Jepang di SUGBK. Asalkan Shin Tae-yong (STy) tidak lagi eksperimen: coba-coba, main-main, dan meremehkan lawan. Menyusun game plan, strategi, dan taktik lebih cerdas daripada netizen/publik sepak bola nasional.

Dengan demikian, peluang Indonesia untuk memperbaiki posisi di klasemen akan meningkat secara signifikan jika mampu mengalahkan tim unggulan Jepang.

Sebab, dalam klasemen terbaru,
Indonesia terjerembab di peringkat keenam Grup C dengan hanya memiliki tiga poin. Sementara, Jepang, yang selalu tampil dominan atas semua lawannya, memimpin klasemen dengan perolehan 10 poin.

Karenanya, bila Pasukan Garuda dapat menang, akan naik ke peringkat empat dengan perolehan enam poin, menggeser China yang menang 1-0 atas Bahrain pada Kamis (14/11) malam. Dan, China menduduki posisi empat dengan enam poin, sementara Bahrain kelima dengan lima angka.

Secara matematis, Indonesia masih memiliki peluang untuk lolos, terutama jika berhasil mengamankan kemenangan di laga-laga sisa.

Pembuktian STy

Menghadapi Jepang, sebagai lawan paling tangguh di Grup C, adalah kesempatan bagi STy untuk membuktikan dirinya memang layak menjadi pelatih Garuda. Terlebih, skuat Garuda terkini sudah disiapkan dengan berbagai upaya instan oleh Erick Thohir.

Banyak pihak yang berpandangan bahwa, dengan skuat dipenuh pemain keturunan, sejatinya, siapa pun pelatihnya, asal cerdas, akan dapat mengelola tim dan mendampak bonus prestasi.

Tetapi, dalam empat laga sebelumnya, STy nampak kebanyakan melakukan coba-coba dalam meracik tim. Sejak laga awal hingga laga ketiga, vs Arab Saudi, Australia, dan Bahrain, publik sepak bola nasional sudah mengkritisi cara STy yang terus melakukan coba-coba pemain.

Puncaknya, publik semakin geram, saat STy dianggap tidak menurunkan komposisi tim terbaik saat ditekuk China. Bahkan, publik China pun menganggap mereka dapat menang, karena STy sombong dan meremehkan mereka.

Untuk itu, laga versus Jepang, akan menjadi pembuktian bagi STy, apakah akan terhukum lagi oleh perbuatannya sendiri, kalah karena masih coba-coba komposisi pemain?

Realistis

Pada akhirnya, sebelum laga versus Jepang tersaji, khususnya bagi publik sepak bola Indonesia, bila Garuda kalah, itu realistis karena sesuai dengan catatan matematis antara Indonesia dan Jepang.

Bila akhirnya Indonesia dapat membungkam Jepang, bukan hanya memecahkan rekor sebagai penakluk Jepang, artinya STy dan pemain yang dipercaya turun gelanggang, sudah membuktikan diri layak sebagai pelatih dan pemain yang akan tampil di Piala Dunia 2026.

Harapan saya, setelah laga versus Jepang usai, ada salah satu dari tiga pernyataan berikut yang menjadikan publik/netizen/warganet legawa:

(1) Sebab, game plan, strategi, taktik, dan komposisi pemain tepat, Indonesia layak menang atas Jepang, atau

(2) Sebab, game plan, strategi, taktik, dan komposisi pemain tidak tepat, Indonesia layak kalah atas Jepang, atau

(3) Game plan, strategi, taktik, dan komposisi pemain sudah tepat, tetapi level Indonesia memang masih di bawah Jepang, maka pantas kalah.

Bagaimana bila, kejadiannya sesuai pernyataan (2)? Artinya apa?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun