Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kabinet Prabowo, Kado Indah 79 Tahun untuk Rakyat Indonesia?

18 Oktober 2024   22:47 Diperbarui: 19 Oktober 2024   00:26 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabinet terima kasih/zaken?

Jejak digital juga tidak akan menghapus apa yang diungkap oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani yang menyebut kementerian mendatang akan dibentuk menjadi kabinet zaken.

"Di mana yang duduk adalah orang-orang yang ahli di bidangnya, meskipun yang bersangkutan berasal atau diusulkan dari parpol," ujar Muzani beberapa waktu lalu seperti sudah dilansir oleh berbagai media.

Bertolak belakang dengan pernyataan Muzani, siapa yang sudah dipanggil ke Kertanegara dan Hambalang oleh Prabowo? Rakyat juga menyaksikan. Kira-kira berapa sosok yang terkategori zaken? Para pakar di bidangnya?

Yah, habis Mulyono, sepertinya uang rakyat malah mau buat habis-habisan demi pesta pora "mereka". Siapa yang menjilat dan menjilat, sama saja. Tetap saja di depan kamera televisi "cengengesan". Aji mumpung karena "jilatannya" di akomodir Prabowo. Tetapi, nantinya digaji juga dari uang rakyat

Sekali lagi, Prabowo dan kabinetnya, kira-kira akan menjadi kado indah bagi siapa? Di saat rakyat jelata terus berkubang dalam penderitaan, kemiskinan, dan ketidak adilan? Semoga bagi seluruh rakyat Indonesia yang tidak terbatas oleh persentase 58 atau 42 persen, ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun