Hadirnya pemimpin baru setelah Indonesia merdeka 79 tahun yang lalu, seharusnya memberikan dampak signifikan bagi rakyat agar mentas dari belenggu penjajahan, penderitaan, kemiskinan, kebodohan, dan ketidak adilan, sebab sudah hengkang penjajah kolonialisme.
Namun, jelang pelantikan Presiden baru, nyatanya, rakyat malah disuguhi drama-drama yang ujungnya, sepertinya rakyat akan tetap dan  terus menjadi korban dari pemimpin baru dari kroninya.
Seharusnya pelantikan Presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober 2024 di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, mulai pukul 10.00 WIB. Menjadi kado indah bagi rakyat Indonesia.
Tapi apakah benar akan menjadi kado indah bagi rakyat Indonesia? Atau rakyat yang 58 persen saja? Bukan untuk yang 42 persen? Versi KPU?
Pesta pora siapa?
Di kalangan rakyat jelata yang, maaf, yang statusnya akademisi, ahli, praktisi, pengamat, dan rakyat biasa, melihat proses persiapan kabinet Prabowo ini, tak ubahnya semacam siap-siap pesta pora demi balas budi untuk kalangan mereka sendiri, bukan untuk rakyat.Â
Apa pun alasannya, skenario membentuk kabinet gemuk sudah ada sutradaranya. Pelakonnya yang duduk di DPR, merevisi aturan. Lalu, Presiden pun tinggal menjalankan skenario yang bisa jadi, bukan dari keinginannya.
Bandingkan Amerika
Dalih Indonesia negara besar, maka kabinet gemuk adalah logis. Tapi lihat Amerika dan China. Besaran mana dengan Indonesia? Kabinet Amerika hanya diisi 15 kementerian.
Padahal Amerika Serikat memiliki luas wilayah 9.372.610 km. Indonesia luasnya hanya 1.904.569 km daratan dan 3.257.483 km perairan. Jumlah penduduk Amerika Serikat pada Oktober 2024 diperkirakan mencapai 345,43 juta jiwa. Jumlah penduduk Indonesia per 18 Oktober 2024 adalah 284.152.257 jiwa.
Apakah dalih negara besar, lalu justifikasi dengan membuat kabinet gemuk masuk akal? Bila dibandingkan dengan Amerika? Lucu, buat kabinet alasan mengada-ada. Dikira rakyat jelata masih bodoh!