Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kericuhan Sepak Bola PON, Mengalah, dan Tentang IQ, EQ, SQ SDM +62

15 September 2024   20:54 Diperbarui: 15 September 2024   20:54 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lihatlah di dunia politik. Siapa yang terus bancakan berjuang dengan menghalalkan segala cara, sampai menanggalkan etika dan moral, demi langgengnya mereka, dinastinya, oligarkinya, terus ada di dalam jabatan/kedudukan/tahta/kursi. Amanah rakyat hanya jadi slogan. Setelah mereka mendapat suara untuk kursi jabatan dan kekuasaan, siapa yang "mereka" pikirkan.

Kasus RUU Pilkada pun ricuh. Ini lebih parah dari kericuhan sepak bola PON. Kasus Vina, Jet Pribadi, pembunuhan demi pembunuhan, korupsi, sampai Fufufafa.

Dalam kehidupan sehari-hari, di rumah, di lingkungan keluarga, masyarakat, di jalanan, di kehidupan berbangsa dan negara, sampai, apa yang tidak dibuat ricuh?

Peta kecil ricuh dalam sepak bola, sejatinya adalah peta besar bangsa ini dalam seluruh aspek kehidupan, hingga rakyat terus didera kemiskinan dan ketidakadilan.

Wasit dalam PON Aceh yang membuat kontroversi, lalu pelatih dan ofisial tim yang merasa dirugikan tetapi tidak mampu menunjukkan kualitas dan kompetensi dirinya cerdas I/IQ dan P/EQ, bahkan menjadi pemicu yang menyulut pemain yang juga rendah I/IQ dan P/EQ, ikutan terprovokasi.

Analogi

Coba bila dianalogikan, wasit di sepak bola yang bikin ricuh itu, kira-kira siapa dalam kehidupan nyata Indonesia terkini? Lalu, pelatih dan pemain yang tidak mampu mengendalikan I/IQ dan P/EQ, kira-kira model pejabat/politikus/elite/rakyat jelata yang seperti apa?

Acung jempol untuk Sumut

Kembali ke tragedi PON Aceh-Sumut. Seandainya, pelatih dan pemain Sulteng, bersikap legawa seperti Ofisial dan pemain Sumut yang tidak memperpanjang masalah, apalagi membawa ke ranah hukum atas kasus pemukulan kapten tim Sumut, yakin kericuhan laga Aceh vs Sulteng tidak akan menciderai sepak bola nasional.

Ingat-ingat! Apa tujuan Pekan Olahraga Nasional? Bagaimana janji wasit, ofisial, dan pemain. Untuk apa PON digelar.

Pengalaman mengalah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun