Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Positif dan Negatif Meraih Prestasi Cara Erick Thohir, Indra Sjafri: Kultur Sepak Bola Indonesia SSB

8 September 2024   22:27 Diperbarui: 9 September 2024   06:30 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Detiksport.com

Apakah Erick berpikir, untuk apa PSSI menggelar Liga 1, 2, dan 3.  Abai terhadap sepak bola akar rumput. Tapi dipikiran dan hatinya adalah PRESTASI?

Dua sisi

Sebagai praktisi, pengamat, pembina sepak bola akar rumput, sebagai pratiksi dan pengamat pendidan nasional yang sudah mengelola SSB jelang 27 tahun, saya melihat sepak terjang Erick Thohir dalam sepak bola instan, ada dua sisi, yaitu positif dan negatif.

(1) Secara positif, untuk meraih prestasi, modalnya harus kuat "logistik" seperti apa yang dilakukan oleh Erick Thohir. Karena logistik kuat, statuta juga mengatur hal instan itu (baca: naturalisasi), maka apa masalahnya bila dilakukan?

(2) Secara negatif, Erick sudah menularkan pendidikan meraih prestasi kepada rakyat Indonesia secara instan karena sedang dalam posisi memegang jabatan/kedudukan, sedang "kaya". Tidak perlu harus berjuang dan berdarah-darah dari nol.

Hal negatif tersebut, tentunya akan sulit diteladani oleh siapa pun yang menjalankan estafet kepimpinan di PSSI. Apalagi oleh rakyat Indonesia yang masih bergelimang penderitaan dan kemiskinan. Sementara, cara instan yang dilakukan Erick dalam sepak bola dan Timnas adalah hal "Mewah dan Kemewahan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun