Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

5 Catatan Supartono JW agar Timnas Membawa Pulang Poin dari Arab Saudi

5 September 2024   09:38 Diperbarui: 5 September 2024   10:20 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Stadion King Abdullah Sports City, Jumat (6/9/2024) mulai pukul 01.00 WIB, akan menjadi saksi, bukan hanya bagi publik sepak bola Arab Saudi dan Indonesia, tetapi juga bagi publik sspak bola dunia.

Apakah Arab Saudi akan melumat Indonesia? Atau sebaliknya, Indonesia akan mempermalukan Arab Saudi di depan publiknya sendiri?

Publik dunia remehkan Indonesia?

Membaca berita di media massa lokal, khusus untuk laga perdana ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Arab Saudi vs Timnas Indonesia, bahkan beragam media internasional pun memprediksi bagaimana hasil duel tersebut.

Khusus untuk media asing, mereka jelas mengunggulkan The Green Falcon, julukan timnas Arab Saudi yang memiliki catatan rapor laga di Piala Dunia jauh lebih baik dari penggawa Garuda.

Secara matematis, The Green Falcon, tercatat telah mengantongi tiga trofi Piala Asia (1984, 1988, dan 1996). Sementara di Piala Dunia, Arab Saudi telah tampil di dalam enam edisi (1994, 1998, 2002, 2006, 2018, dan 2022).

Lebih dari itu, Arab Saudi dan Timnas Indonesia terpisah 77 anak tangga di ranking FIFA. Indonesia peringkat ke-133,  Arab Saudi berada di posisi 56.

Dari catatan tersebut, maka itulah yang melatar belakangi mengapa publik sepak bola dunia meremehkan Indonesia.

Head to head, Indonesia tidak remeh

Boleh saja publik dunia, via media massa meremehkan Indonesia. Namun, bila melihat catatan head to head, sejatinya Indonesia tidak remeh, lho.

Dari rekor pertemuan, duel Indonesia vs Arab Saudi tercatat sudah berlangsung sebanyak 11 kali. Hasilnya, Skuat Garuda memang tidak pernah menang. Hanya bisa 1 kali imbang. Sisanya, Indonesia harus menelan kekalahan dalam 10 pertemuan lainnya.

Satu-satunya hasil imbang Indonesia vs Arab Saudi terjadi pada 7 Oktober 2011. Saat itu, tim Merah Putih masih dilatih oleh Wim Rijsbergen. Kekalahan terbesar Indonesia atas Arab Saudi terjadi pada 17 Oktober 2003 di Kualifikasi Piala Asia 2004.

Tetapi, dalam 3 pertemuan terakhir, selisih gol dapat membuktikan bahwa Arab Saudi dapat diimbangi. Saya lansir dari 11vs11, berikut head to head lengkap Indonesia vs Arab Saudi:
(1) 30 September 1981: Arab Saudi vs Indonesia 3-1
(2) 25 September 1986: Arab Saudi vs Indonesia 2-0
(3) 29 November 1996: Arab Saudi vs Indonesia 4-1
(4) 10 Oktober 2003: Arab Saudi vs Indonesia 5-0
(5) 17 Oktober 2003: Indonesia Vs Arab Saudi 0-6
(6) 18 Februari 2004: Arab Saudi vs Indonesia 3-0
(7) 12 Oktober 2004: Indonesia vs Arab Saudi 1-3
(8) 14 Juli 20007: Indonesia vs Arab Saudi 1-2
(9) 7 Oktober 2011: Indonesia vs Arab Saudi 0-0
(10) 23 Maret 2013: Indonesia vs Arab Saudi 1-2
(11) 5 Maret 2014: Arab Saudi vs Indonesia 1-0.

Lihatlah performa kedua tim dalam 3 pertemuan terakhir tersebut! Indonesia dan Arab Saudi cukup berimbang, bukan? Apalagi, skuat Garuda sekarang "sangat dipersiapkan khusus"oleh Erick Thohir.

Vietnam, Thailand, jadikan "guru"

Sebelum Garuda melakoni laga perdana vs Arab Saudi, semua penggawa Garuda wajib belajar dari kesertaan Vietnam dan Thailand, saat mereka lolos ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia. Pengalaman Vietnam dan Thailand yang menjadi bulan-bulanan lawan, harus dijadikan "guru" oleh setiap pemain Indonesia yang dipercaya turun gelanggang oleh STy. Tidak ada yang aji mumpung, sok-sok-an hingga egois dan individualis. Tidak cerdas otak, hati, teknik, dan speed (TIPS)

Dalam dua edisi Piala Dunia sebelumnya, Thailand di Piala Dunia 2018 dan Vietnam di Piala Dunia 2022, di ronde 3 menjadi bulan-bulanan lawan.

Di Piala Dunia 2022, Vietnam masuk Grup B bersama Arab Saudi, Jepang, Australia, Oman, dan China. Dari 10 laga, Vietnam cuma sekali menang, sekali seri, dan sisanya delapan kali kalah! Hanya mampu mencetak delapan gol dan kebobolan 19 kali. Hasil akhirnya, posisi buncit dengan empat poin.

Sebelumnya, di Piala Dunia 2018, Thailand masuk Grup B bersama Jepang, Arab Saudi, Australia, Uni Emirat Arab, dan Irak. Thailand bahkan tidak pernah menang, hanya dua kali seri, dan delapan kali kalah, dari 10 laga. Hanya menetak enam gol dan kebobolan 24 kali, poin akhirnya dua dan tempati posisi buncit.

Dari 10 laga Vietnam dan Thailand di ronde 3 Piala Dunia 2018 dan 2022, salah satu catatan yang menonjol adalah, mereka sangat percaya diri mampu mengimbangi lawan, hingga bermain terbuka. Inilah "guru" yang wajib dipetik oleh pasukan STy dan STy sendiri.

Percaya diri boleh. Tetapi tetap membumi. Sehingga tidak sok-sok-an bermain terbuka yang berujung lawan mudah mencetak gol.

Catatan tim Nova dan Indra

Kisah Vietnam dan Thailand yang coba percaya diri dan bermain terbuka ini, mengingatkan saya pada strategi dan taktik Nova, saat Timnas U-16 berlaga di semi  final Piala AFF versus Australia. Sok-sok-an bermain terbuka, abai sektor belakang. Hukumannya gawang anak asuh Nova harus kebobolan 5 gol.

Beruntung Nova lekas sadari kesalahannya. Di perebutan tempat 3, bermain dengan konsentrasi penuh di sektor pertahanan, mampu melumat Vietnam 5 gol tanpa balas.

Setali tiga uang, dalam turnamen kecil Seoul On Earth Us Cup 2024, pengalaman anak asuh Indra Sjafri U-19 juga wajib dijadikan "guru", pasalnya Garuda Muda harus kalah 2-0 dari Thailand U-19 oleh gol yang tidak perlu, akibat ketidak cerdasan intelegensi dan personality pemain yang diberikan kepercayaan turun gelanggang.

Banyak pemain yang lemah I dan P

Di timnas asuhan STy sekarang, saya catat, dari performanya selama ini, (apalagi kallau dibuktikan dengan tes IQ dan EQ)  saya catat masih banyak pemain yang lemah intelegensi (otak) dan personality/attitude (mental, kepercayaan diri, egois, individualis, dll).

Semisal penjaga gawang yang selama ini dipercaya STy, sebelum Maarten Paes datang. Saat mendapat bola back pass, ujungnya bola akan dibuat menjadi blunder yang kembali membahayakan gawangnya. Atau bola dikirim ke luar lapangan. Ini adalah kelemahan di sektor I dan P.

Begitu pun pada pemain belakang, tengah, dan depan. Sikap egois, individualis, melakukan kesalahan elementer, sok-sok-an mnguasai bola yang akhirnya direbut lawan, membuat pelanggaran "bodoh", lambat atau salah mengambil keputusan, dan sejenisnya, sangat akrab dijumpai saat anak asuh STy bermain. Padahal ini adalah bumerang.

(5) Catatan

Oleh karena itu, dari semua catatan yang saya ulas, dapat saya simpulkan, meski catatan Arab Saudi di Piala Asia dan Piala Dunia sangat mentereng. Perbedaan ranking jauh. Namun, dari sisi head to head, ada celah untuk Sty dapat mencatatkan sejarah, Indonesia menang atas Arab Saudi. Atau minimal membawa pulang 1 poin alias hasil imbang, asalkan:
(1) Game plan, strategi, dan taktik STy tepat.
(2) Pemain yang dipercaya turun sesuai game plan, strategi, dan taktik, benar-benar cerdas TIPS, terutama bagian I dan P.
(3) Strategi dan Taktiknya, minimal bermain aman di sektor belakang, megandalkan serangan balik dengan kecepatan. Bukan bermain terbuka.
(4) Semua pemain meminimalisir kesalahan, tidak ceroboh.
(5) Tidak terprovokasi lawan yang tujuannya mengacaukan personality (emosi), hingga tidak berpikir cerdas (otaknya).

Semoga dengan (5) catatan tersebut, penggawa Garuda dapat membawa pulang 3 poin atau minimal 1 poin. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun