Menang atau kalah dengan sesama timnas negara Asia Tenggara, biasa. Menang versus Argentina, meski di kelas U-19, dalam tajuk turnamen untuk uji coba, adalah luar biasa=sejarah. Baru Indra Sjafri yang membuat catatannya.
(Supartono JW.31082024)
Setelah Timnas Indonesia U-19 kalah dari  Thailand U-19, di laga kedua Seoul Earth on Us Cup 2024 pada Jumat (30/8/2024) sore WIB, sejatinya peluang anak asih Indra Sjafri untuk menjadi juara masih terbuka, meski sangat berat. Pasalnya, Garuda Muda wajib menang dengan selisih 3 gol melawan tuan rumah Korea Selatan U-19 di laga pemungkas. Pun menunggu hasil laga Thailand vs Australia.
Namun, persoalan juara atau tidak, sebab event ini dijadikan sebagai laga uji coba jelang Kualifikasi Piala Asia U-20 2025, bagi Indra Sjafri, terpenting, Indra mendapatkan deskripsi skuat sebenarnya. Siapa yang akan dipertahankan dalam tim, siapa yang akan didegradasi, dan siapa yang dapat promosi.Â
Jadi, setiap laga memang dijadikan momentum untuk Indra dapat melihat kualitas kecerdasan teknik, intelegensi, persinality, dan speed (TIPS), baik secara individu mau pun tim.
Lebih pengamat, lebih praktisi
Sayangnya, apa yang dilakukan Indra Sjafri, bertepuk sebelah tangan dengan ekspetasi publik Indonesia (baca: netizen/warganet), yang maunya, setiap timnas berlaga harus main bagus dan menang gol. Tidak peduli apa jenis laga atau eventnya. Tidak tahu kondisi, tujuan, dan kebutuhan di dalam tim yang sebenarnya. Tidak mau tahu momennya uji coba atau event resmi, pokoknya timnas harus main bagus dan menang gol.
Bagi netizen/warganet yang cerdas Intelligence Quotient (IQ), Emotional Intelligence (EQ), dan Spiritual Intelligence (SQ), sederhananya, IQ berpusat pada kecerdasan berpikir, EQ tentang perasaan dan hubungan dengan orang, dan SQ tentang mencari arti dalam hidup, maka akan memahami kondisi Timnas U-19, bahwa event ini tujuannya sebagai ajang uji coba. Bukan untuk prestasi seperti di Piala AFF atau AFC yang akan datang. Meski tetap membawa gengsi dan martabat bangsa.
Untuk apa malu, kecewa, dan perasaan sejenisnya, lalu menghujat dan sejenisnya begitu Garuda Muda kalah gol dari Thailand?
Tapi begitulah kondisi netizen/warganet +62, di medsos bercampur dan berbaur dari mulai anak usia dini sampai orang dewasa. Bercampur yang belum terdidik dan sudah terdidik.
Sangat jelas, Indra Sjafri bertaggung jawab atas semua pemain yang dibawa ke Korea Selatan untuk uji coba ini. Dan sudah berbuat adil kepada semua pemain, untuk ditampilkan. Lalu dinilai, apakah nantinya layak untuk masuk skuat Timnas U-20 dalam Kualifukasi Piala Asia 2025?
Bukan menjadikan pemain yang dibawa hanya sekadar tamasya, menjadi turis yang hanya duduk manis di tribun penonton atau bench pemain.
Hanya pelatih-pelatih "bodoh", rendah IQ, EQ, dan SQ sajalah yang tidak bertanggung jawab kepada pemain yang sudah dipilih, tetapi tidak memberikan kesempatan bermain. Apalagi sekadar dalam kategori event uji coba. Bukan event resmi yang sebenarnya.
Bahkan, pelatih CERDAS IQ, EQ, dan SQ, dalam event resmi pun, akan tetap memberikan kesempatan pemain yang dipanggilnya, turun bermain, meski dengan menit dan melihat situasi lawan. Disesuaikan pula dengan game plan, strategi, dan taktik.
Kembali ke Timnas U-19, sebab memberikan kesempatan berlaga kepada semua pemain saat kalah dari Thailand, Indra Sjafri jadi tahu, kira-kira mana komposisi tim yang bisa dicoba lagi saat bentrok dengan Korea Selatan. Atau Indra tidak akan coba-coba (baca: merotasi) pemain lagi. Yakin dengan komposisi yang menurutnya terbaik, sebab sudah memberikan kesempatan semua pemain turun di dua laga.
Tajuknya, uji coba
Wahai netizen/warganet yang sok tahu, lebih pengamat dari pengamat. Lebih praktisi dari praktisi, coba baca dan cari tahu lagi, apa tujuan Timnas U-19 ke Korea Selatan? Â Apa untuk uji coba? Atau mau merebut tropi?
Lihat, saat melawan Argentina, sepertinya, Indra tidak coba-coba pemain. Tetapi memang menurunkan pemain yang mungkin menurut Indra lebih siap dan sesuai dengan game plan, taktik, dan strategi.
Indra pun menorehkan SEJARAH. Pelatih Indonesia pertama yang menaklukan Argentina, walau sekadar U-19 dan dalam laga turnamen kecil.
Vs Thailand konsisten uji coba
Lihatlah, saat versus Thailand, total berapa pemain diturunkan. Lihatlah Thailand, apakah menurunkan total pemain seperti Indonesia?Â
Indonesia di event ini tetap konsisten untuk uji coba. Tetapi Thailand juga sangat konsisten untuk BALAS DENDAM, dan menganggap laga adalah partai final.
Kalau mau menyalahkan. Salahkan pemain yang tidak membalas kepercayaan pelatih karena tidak bermain dengan cerdas teknik, intelegensi, persinality, dan speed (TIPS).
Dan yang pasti, pemain yang sudah dipanggil, sudah diberikan kepercayaan turun berlaga, tetapi akhirnya tidak mampu memenuhi standar kompetensi TIPS di timnas, tentu di event resmi tidak akan dipilih.
Saya sendiri mencatat, tetap tidak lebih dari 8 pemain dari semua pemain yang sudah turun di dua laga di event ini, yang cerdas intelektual (I) dan cerdas personality (P) sama dengan saat di Piala AFF U-19 2024, saat menjadi juara.
Pasti, apa pun hasil laga terakhir versus Korea Selatan, para pemain yang tidak dipilih di Piala AFF, berat untuk dipertimbangkan masuk skuat Piala AFC.
Cerdas, minimalisir kesalahan
Oleh sebab itu, menghadapi Korea Selatan di laga pemungkas, Timnas U-19 wajib lebih cerdas TIPS. Harus dapat meminimalisir kesalahan terutama di area pertahanan sendiri. Pasalnya, secara kualitas pemain-pemain Korsel, lebih bagus sehingga dapat menghukum setiap kesalahan kecil yang dibuat oleh Garuda Muda.
Saya yakin, Korea Selatan, Â bakal berupaya memetik kemenangan menghadapi Indonesia agar bisa memastikan gelar juara. Meskipun hasil imbang sudah cukup, tetapi Taeguk Warriors bakal berupaya menang bahkan dengan skor telak.
Sebab, di laga pertama Korea Selatan berhasil menang 4-1 atas Thailand, sementara pada laga ke-2 mereka sukses menumbangkan Argentina sekaligus membuat juara Piala Dunia U-20 6 kali tersebut berada di posisi 4. Oleh sebab itu, di laga pemungkas tim tuan rumah lebih diunggulkan bisa memetik kemenangan saat menghadapi Indonesia.
Semoga Garuda Muda turun dengan kekuatan terbaik. Minimal mampu mngimbangi Korea Selatan. Atau bila pemain cerdas, tidak egois, tidak individualis, dan tidak membuat kesalahan sekecil apa pun, bisa saja, pasukan Indra Sjafri kembali menumbangkan Korea Selatan Muda. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H