Bukan menjadikan pemain yang dibawa hanya sekadar tamasya, menjadi turis yang hanya duduk manis di tribun penonton atau bench pemain.
Hanya pelatih-pelatih "bodoh", rendah IQ, EQ, dan SQ sajalah yang tidak bertanggung jawab kepada pemain yang sudah dipilih, tetapi tidak memberikan kesempatan bermain. Apalagi sekadar dalam kategori event uji coba. Bukan event resmi yang sebenarnya.
Bahkan, pelatih CERDAS IQ, EQ, dan SQ, dalam event resmi pun, akan tetap memberikan kesempatan pemain yang dipanggilnya, turun bermain, meski dengan menit dan melihat situasi lawan. Disesuaikan pula dengan game plan, strategi, dan taktik.
Kembali ke Timnas U-19, sebab memberikan kesempatan berlaga kepada semua pemain saat kalah dari Thailand, Indra Sjafri jadi tahu, kira-kira mana komposisi tim yang bisa dicoba lagi saat bentrok dengan Korea Selatan. Atau Indra tidak akan coba-coba (baca: merotasi) pemain lagi. Yakin dengan komposisi yang menurutnya terbaik, sebab sudah memberikan kesempatan semua pemain turun di dua laga.
Tajuknya, uji coba
Wahai netizen/warganet yang sok tahu, lebih pengamat dari pengamat. Lebih praktisi dari praktisi, coba baca dan cari tahu lagi, apa tujuan Timnas U-19 ke Korea Selatan? Â Apa untuk uji coba? Atau mau merebut tropi?
Lihat, saat melawan Argentina, sepertinya, Indra tidak coba-coba pemain. Tetapi memang menurunkan pemain yang mungkin menurut Indra lebih siap dan sesuai dengan game plan, taktik, dan strategi.
Indra pun menorehkan SEJARAH. Pelatih Indonesia pertama yang menaklukan Argentina, walau sekadar U-19 dan dalam laga turnamen kecil.
Vs Thailand konsisten uji coba
Lihatlah, saat versus Thailand, total berapa pemain diturunkan. Lihatlah Thailand, apakah menurunkan total pemain seperti Indonesia?Â
Indonesia di event ini tetap konsisten untuk uji coba. Tetapi Thailand juga sangat konsisten untuk BALAS DENDAM, dan menganggap laga adalah partai final.