Saat Guillotine beraksi, kehadiran rakyat yang menyaksikan eksekusi mencerminkan sekaligus menegaskan atas kemenangan Revolusi dari sistem lama yang dianggap korup dan tidak adil.
Lebih dari itu, eksekusi Marie Antoinette dengan guillotine, berdampak mendalam bagi masyarakat Prancis dan sejarah dunia. Bagi pendukung Revolusi,
Guillotine adalah cermin penegakan hukum yang tidak pandang bulu dan representasi dari keadilan yang dituntut oleh rakyat.
Sebaliknya, bagi lawan-lawan revolusi dan pengikut monarki, eksekusi dengan Guillotine menjadi simbol kekejaman dan ekstremisme Revolusi.
Namun, penggunaan guillotine terus berlanjut selama periode Reign of Terror. Ribuan orang dieksekusi dengan alat yang sama. Sebab, guillotine dikenal sebagai metode eksekusi yang efisien dan 'humanis' pada zamannya, tetapi sekaligus menjadi simbol dari teror dan kekacauan yang melanda Prancis pada saat itu.
Dikaitkan dengan +62
Yang pasti, saat dikaitkan dengan keadaan +62 sekarang, kisah Ratu Marei yang "tone deaf", di Prancis hukumannya penggal kepala. Bagaimana dengan hukuman perilaku orang di Indonesia yang "tone deaf", bahkan sampai tombol "Peringatan Darurat" bergema di seluruh nusantara, (baca: bukan IKN), ada yang masih tetap tone deaf, maka jelas, rakyat pun marah dan membahasnya di medsos.
Di Prancis, ketika rakyat sudah muak dengan ketidak-adilan, keserakahan, kepongahan, pembangkangan, kekuasaan, politik, dinasti, hedonis, perilaku itu ada pada Ratu Marie Antoinette, Ratu itu pun dihukum mati. Dipenggal kepalanya dengan guillotine.
Berdasarkan informasi pemandu wisata saat di Museum Louvre, Guillotine yang digunakan selama Revolusi Prancis, tidak dipajang di museum untuk umum mana pun di Paris. Guillotine asli yang digunakan selama Revolusi Prancis tidak dipajang di museum untuk dilihat publik. Tetapi Guillotine sungguhan, asli, disimpan di
Muse de la prfecture de polisi.
Peringatan Darurat=Guillotine +62
Akankah tombol "Peringatan Darurat" menjadi Guillotine di +62? Bila berikutnya ada lagi pembangkangan? Bagaimana dengan perilaku manusia yang masih tone deaf? Di tengah situasi rakyat marah hingga disamakan dengan sosok Marie
Antoinette, yang ujungnya di penggal kepalanya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H