Sejatinya, mengacu pada standar pementasan teater, sesuai proses latihan dan target pementasan, jangankan disebut pentas, disebut gladi kotor, apalagi gladi bersih pun belum layak. Sebab ekskul teater, waktunya hanya seminggu sekali.
Tapi faktanya, sekarang mereka sudah disebut pentas, dengan "apa adanya", adaptasi naskah dan penyutradaraan pun dari segi artistik dan nonartistik, ikut menyesuaikan situasi dan kondisi pemain belia dan sangat-sangat pemula, kondisi sekolah, kondisi tempat pementasan, yaitu dengan model pentas ala teater rakyat.
Kekuatan jiwa-raga, dan vokal
Bermain peran, akting itu, tidak mudah. Fondasi pertunjukan teater dalam berperan adalah kekuatan vokal/suara, raga, dan sukma para pemain. Untuk vokal pemain pun bukan dengan dubbing atau memakai bantuan pengeras suara.
Terima kasih
Terima kasih kepada SDN Tugu 4, terutama kepada Kepala Sekolah dan para Orang Tua Peserta Didik, serta Pembina/Pendamping Eskul Teater, yaitu Ibu Tutik, S.Pd, Â Ibu Siti Robiyah, S.Pd, dan Ibu Halimatus Sa'diyah, S.Pd.I.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H