Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hadapi Ronde 3, Tangani Timnas, STY yang Tak Ahli Pedagogi, Butuh Psikolog

13 Juni 2024   10:21 Diperbarui: 13 Juni 2024   12:56 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkaca dari laga vs Filipina

Berkaca dari laga vs Filipina, sejatinya STy sudah memiliki skuat yang sementara paling lengkap di banding dengan laga sebelumnya. Garuda hanya kehilangan Jordi Amat yang terkena kartu merah saat bersua Irak. Artinya, kecuali posisi kiper, STy memiliki pilihan pemain melimpah di semua sektor. 

Namun demikian pemain-pemain yang dipercaya turun gelanggang, saya menyebut lebih dari lima puluh persen akan sulit bersaing meladeni lawan-lawan di ronde ketiga.

Meski statistik laga secara umum menang, tetapi tim hanya  mampu menang 2 gol. Gol pun dicetak pemain tengah dan belakang. Lalu, kiper juga terus hobi blunder, padahal ada dua kiper lain yang tidak harus disepelekan oleh STy, bila dalam laga di ronde ketiga, kiper dan terutama pemain depan tidak ada perubahan, maka garansinya, Garuda akan menjadi bulan-bulanan lawan.

STy pun gerah dengan situasi pemain yang tidak mau mengoreksi atau marah kepada teman yang melakukan kesalahan, STy meyebut para pemain lemah komunikasi, "sungkan" saling menegur.

Buntutnya, peta kecil permainan Garuda saat meladeni Filipina, Timnas Indonesia bermain seperti tidak pernah dilatih taktikal mencetak gol. Sangat hobi membuang kesempatan. Bermain lambat, padahal ciri khas Indonesia sejak diasuh STy pun tetap bermain dengan kecepatan.

Sudah begitu, masih ada pemain yang gemar mengoleksi kartu kuning dengan mempertahankan attitude yang jelek.

Itu semua artinya apa? Artinya, meski kini Timnas sudah dihuni pemain-pemain baru yang dianggap memiliki kualitas lebih baik dari para pemain Timnas yang sekarang tidak dipilih oleh STy, tetap saja, apa kelemahan pemain Timnas sekarang, masih belum signifikan dapat diatasi oleh STy.

Sebelumnya, secara bertahap, STy sudah menemukan kelemahan pemain Timnas. Tahap-tahap kelemahan pemain Timnas itu pun, berturut-turut sudah saya ungkap dalam artikel saya.

Awal datang melatih Timnas, karena tahu fisik pemain Timnas lemah, STy menghajar dengan menu latihan speed. Berikutnya, STy menemukan kelemahan passing-control. STy pun membenahi bagian teknik.

Selanjutnya, menyoal kepercaan diri dan emosi, STy benahi sektor personality. Dan, akhirnya karena sulitnyaTimnas mencetak gol, ini terkait soal pemain dalam mengambil keputusan, maka STy tahu intelegensi pemain Timnas lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun