Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mudahnya Pemain Timnas Memetik Kartu Merah, Bagaimana STy?

27 Mei 2024   14:06 Diperbarui: 29 Mei 2024   09:21 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sentuh otak dan hati

Ayo STy, sentuh para pemain Timnas pilihan Anda, pada otak dan hatinya, agar tidak merugikan tim, karena berbuat bodoh dan gemar mengoleksi kartu kuning dan merah.

Perilaku pemain Timnas yang sangat mudah melakukan pelanggaran, bahkan banyak pelanggaran yang tidak perlu, sejatinya, selama ini, mentradisi karena akar sepak bola kita, yang tidak memperhatikan otak dan hati. Intelegensi dan personality. Yang diperhatikan hanya skill (baca: teknik dan fisik).

Tetapi setelah STy datang, STy pun tahu bahwa sektor teknik dan fisik pemain Indonesia lemah. Kemudian STy pun menyimpulkan bahwa intelegensi dan personality pemain juga lemah.

Jadi, sejauh ini, STy baru dapat memoles teknik dan fisik, tetapi masih belum berhasil menjinakan intelegensi dan personality pemain. Meski STy sudah menorehkan prestasi bagi sepak bola dengan catatan: "luar biasa", meski karena ada bantuan "si" naturalisasi.

Ayo STy, sentuh intelegensi dan personality pemain. Jangan ada kartu kuning dan merah menjadi budaya dan tradisi yang dipetik pemain Timnas, karena otak dan hati "mereka" tidak dirawat dengan benar dan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun