Sentuh otak dan hati
Ayo STy, sentuh para pemain Timnas pilihan Anda, pada otak dan hatinya, agar tidak merugikan tim, karena berbuat bodoh dan gemar mengoleksi kartu kuning dan merah.
Perilaku pemain Timnas yang sangat mudah melakukan pelanggaran, bahkan banyak pelanggaran yang tidak perlu, sejatinya, selama ini, mentradisi karena akar sepak bola kita, yang tidak memperhatikan otak dan hati. Intelegensi dan personality. Yang diperhatikan hanya skill (baca: teknik dan fisik).
Tetapi setelah STy datang, STy pun tahu bahwa sektor teknik dan fisik pemain Indonesia lemah. Kemudian STy pun menyimpulkan bahwa intelegensi dan personality pemain juga lemah.
Jadi, sejauh ini, STy baru dapat memoles teknik dan fisik, tetapi masih belum berhasil menjinakan intelegensi dan personality pemain. Meski STy sudah menorehkan prestasi bagi sepak bola dengan catatan: "luar biasa", meski karena ada bantuan "si" naturalisasi.
Ayo STy, sentuh intelegensi dan personality pemain. Jangan ada kartu kuning dan merah menjadi budaya dan tradisi yang dipetik pemain Timnas, karena otak dan hati "mereka" tidak dirawat dengan benar dan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H