Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Diri yang Berintegritas

24 Mei 2024   11:25 Diperbarui: 24 Mei 2024   11:57 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


Orang yang tahu dan paham, menjadi bagian dari proses saat kita menanam dan merawat "sesuatu" agar tetap hidup dan tumbuh saja, belum tentu memiliki integritas. Apalagi yang tidak tahu dan tidak paham, tidak menjadi bagian dari proses menanam dan merawat "sesuatu" itu.

(Supartono JW.24052024)

Dalam kehidupan di dunia ini, apa yang kita pikirkan, apa yang kita harapkan terhadap orang lain/pihak lain agar berbuat, bertindak, bersikap, dll, sesuai ekspetasi kita, ada yang dapat terwujud. Ada yang tidak dapat terwujud. Bahkan mustahil terwujud.

Yang dapat terwujud, jawabnya mudah. Tentu orang lain/pihak lain ini adalah orang/pihak yang memiliki integritas terhadap apa yang sedang kita lakukan bersama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integritas diartikan : mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.

Bila saya, kita, berkekeluargaan, bekerjasama, berbisnis atau "ber-ber" lainnya dengan orang lain/pihak lain, yang memiliki integritas, maka akan ada garansi, ekspetasi saya, kita, terhadap "sesuatu" yang diproses sejak ditanam hingga dirawat, dapat terwujud. Sesuai harapan, sesuai tujuan, sesuai target, sesuai impian, dan sesuai lain-lainnya.

Karenanya, orang yang memiliki integritas akan tercermin melalui perilaku atau tindakan atau sikapnya.

Peta besar

Dalam peta besar bangsa ini, setelah rakyat Indonesia disuguhi karakter dan sikap perbuatan tidak berintegritas dari seseorang yang seharusnya menjadi teladan bagi rakyat, karena melakukan pelanggaran etik dan moral, kini dunia pendidikan tinggi di Indonesia pun saya sebut sedang berduka.

Berduka karena orang-orang yang seharusnya berintegritas, malah membuat gaduh, karena para orang tua dan mahasiswa berteriak biaya uang kuliah tunggal (UKT) naik. Kenaikan UKT pun seolah memang sudah direncanakan atau sudah diskenariokan, dengan adanya kebijakan dan peraturan yang membuat UKT dapat mulus dinaikan karena ada rambu-rambunya.

Yang berintegritas

Bila yang seharusnya menjadi teladan saja malah memberi contoh tidak berintegritas, bagaimana rakyat jelata tidak meneladani sikap tidak berintegritas?

Jelas bahwa, orang yang memiliki integritas akan tercermin melalui perilaku atau tindakan atau sikapnya. Hal ini dapat diketahui melalui karakteristik atau ciri-cirinya. Dari berbagai literasi, ciri-ciro orang berintegritas di antaranya:

(1) Memiliki sikap jujur, tulus, dan dapat dipercaya.
(2) Bertindak transparan dan konsisten.
(3) Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela.
(4) Bertanggung jawab atas hasil kerja.
(5) Memiliki sikap objektif.
(6) Mempunyai rasa memiliki (militan).
(7) Tahu kesulitan orang lain.
(8) Pikiran dan hatinya "bersih".

Bila seseorang lekat berkarakter dan berintegritas, maka karena rendah hati, peduli, tahu diri, punya empati dan simpati, hingga "membumi", maka akan menuai manfaat bagi dirinya. Manfaatnya antara lain:

(1) Secara fisik, dapat membuat seseorang menjadi sehat dan bugar.
(2) Secara intelektual, dapat mengoptimalkan kinerja otak, menjadi cerdas. Tidak licik.
(3) Secara emosional, dapat membuat seseorang penuh motivasi, empati, serta rasa solidaritas yang tinggi dalam interaksi kekeluargaan, bekerja, dll.
(4) Secara spiritual, membuat seseorang menjadi lebih bijaksana dalam mengartikan sesuatu, termasuk pengalaman hidupnya, seperti keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialaminya.
(5) Secara sosial, mampu mengembangkan hubungan antar individu maupun lingkungan masyarakat, misalnya membuat seseorang mau bekerjasama untuk menyelesaikan tugas maupun kegiatan yang menuntut kekompakan serta kerjasama yang baik.

Sungguh bahagia, orang-orang yang dalam lingkungan kekeluargaan, lingkungan kerja, lingkungan sosial, dan lingkungan lainnya, dipenuhi oleh orang-orang yang berintegritas. Tidak dekat dengan kita saat butuh, saat ada perlunya, saat ada maunya, dan saat-saat lainnya. Tetapi tidak pernah tahu, atau mencoba tahu akan kesusahan dan kesulitan kita.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun