Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Selamat Ranking Empat, Versus Guinea Jangan Setelan Pabrik

3 Mei 2024   08:36 Diperbarui: 3 Mei 2024   08:37 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(3) Akibatnya, Garuda Muda, bukan kalah oleh Irak. Tetapi kalah oleh ulah diri sendiri.

Bahkan, atas status yang saya buat di medsos selepas laga,

"Irak tidak sesulit Uzbekistan. Tetapi beberapa pemain Garuda Muda, mempersulit diri sendiri untuk meraih kemenangan".

Langsung banyak netizen yang setuju. Bahkan ada komentar yang menarik:

"Betul Pak, kembali ke setelan pabrik".

Apa maksud konotasi setelan pabrik? Mungkin yang dimaksud , salah satunya adalah karakter asli pemain Indonesia yang terus rendah intelegensi dan personality. Bermainnya tidak cerdas. Egois, individualis, dll.

Sejatinya, tanpa kehadiran Rizky Ridho, Irak tidak istimewa. Tetapi karena cara bermainnya kembali ke setelan pabrik, kalah oleh diri sendiri.

Gagal ke Olimpiade

Kesempatan kedua, meraih tiket otomatis ke Olimpiade, rasa-rasanya sudah disia-siakan oleh Witan cs, karena bermain versus Irak dengan lemah intelgensi, personality, kental individulis dan egoisnya, pun kental dengan permainan kotornya.

Saat meladeni Uzbekistan, Struick tidak dapat bermain, buah dari permainan kotornya. Versus Irak, giliran Ridho tidak dapat turun, pun buah dari permainan tidak cerdasnya.

Bahkan, catatan saya, Marselino semakin mengukuhkan diri sebagai pemain paling kotor di Piala Asia U-23, dengan memenangi rekor jumlah pelanggaran yang dibuatnya hingga laga versus Irak. Sementara Timnas Indonesia U-23 juga tetap mempertahankan diri sebagai tim paling kotor di turnamen ini, karena hingga laga versus Uzbekistan, saya sudah mencatat ada 84 pelanggaran dibuat oleh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun