(c) Kehilangan Struick di lini depan, juga salah satu kunci lemahnya Indonesia saat bersua Uzbekistan. Tanpa Struick, dengan tetap memberikan apresiasi kepada Sananta, rasanya Indonesia seperti bermain dengan 9 orang. Karena Sananta memang kurang diberikan kesempatan dan jam terbang oleh STy. Sehingga di laga sevital semi final, justru Sananta yang harus menanggung beban dan tanggung jawab.
(d) Secara kolektif, Indonesia memang bermain di bawah standar. Sementara lawan dalam kondisi tanpa cela dan nampak bugar dalam segalanya, terutama bermain dengan sangat CERDAS. Bahkan, saya prediksi, bila cara bermainnya, minimal sama seperti saat meladeni Indonesia, Uzbekistan akan mampu menyingkirkan Jepang, menjadi juara Piala Asia U-23 edisi 2024.
Masih ada 2 cara
Lepasnya kesempatan dengan cara pertama untuk meraih tiket Olimpiade Paris 2024, kini, tersisa dua cara. Tinggal pilih, mau ambil tiket via menang vs Irak di perebutan tempat ketiga? Atau ambil tiket melalui play off vs wakil Afrika berperingkat 76 dunia?
Ingat, Uzbekistan yang menyikat Indonesia, ranking FIFAnya hanya 64 dunia. Tetapi calon lawan di perebutan tempat ketiga, peringkatnya 58 FIFA. Ranking Irak lebih tinggi 6 digit dari Uzbekistan.
Jadi, saat nanti merebut kesempatan kedua untuk meraih tiket Olimpiade Paris 2024, STy memiliki beberapa kendala, di antaranya:
(a) Kehilangan sang Kapten Rizki Ridho, yang hobi bermain kotor.
(b) Berbekal 84 pelanggaran, termasuk dirinya ikutan menumbang kartu kuning.
(c) Masih lekatnya kelemahan otak dan emosi para pemain kita. Catatan 84 pelanggaran adalah buktinya.
Untuk publik sepak bola nasional, berbagai pihak, media dan lainnya, berhentilah mencari kambing hitam atas kekalahan Indonesia. Lihatlah diri sendiri. Instrospeksi. Belajar. Buat perubahan. Terutama belajar untuk menjadi pribadi yang cerdas otak dan emosi.
Belajarlah dari publik Korea Selatan. Yang legawa (ikhlas) Instrospeksi diri. Tidak menyalahkan pihak lain. Orang lain, wasit, VAR, dll. Tapi mengakui bahwa dirinya memang memiliki kelemahan, kekurangan, dan ada kesalahan saat Timnas Korea Selatan U-23 kalah adu penalti dari Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H