Bahkan para "pejabat" di Indonesia sudah mencuri langkah untuk ikutan numpang dikenal dan terkenal, dengan aksi sumbangan dan nonton bareng (nobar). Siapa yang sedang berjuang? Siapa yang ikutan cari panggung.
"Dasar +62, dangkal." Ujar beberapa komentar netizen di berbagai platform media sosial, bahkan media massa.
Kelemahan, kekurangan
Wahai publik sepak bola nasional, dan juga para penggawa Timnas Indonesia U-23, harus diakui bahwa kalah dari Uzbekistan, sebabnya, adalah kelemahan dan kekurangan dari diri Timnas Indonesia U-23. Kelemahan dan kekurangan itu, di antaranya:
Pertama Statistik laga.
Rincian statistik dapat dilihat dalam catatan berikut, (Indonesia dan Uzbekistan):
(1) Ball Possessions38,4 persen dan 51,6 persen.
(2) Persentase Duel Sukses 40,5 persendan 59,5 persen
(3l Persentase Duel Udara35,0 persendan 65,0 persen
(4) Offside2 dan 1
(5) Tendangan Sudut 2 dan 10
(6) Akurasi Umpan70,1 persendan 83,3 persen
(7) Akurasi Umpan di Wilayah Lawan 48,5 dan persen 74,1 persen
(8) Akurasi Umpan Silang25,0 persen dan 38,5 persen
(9) Shot (Shot on Target)4 (0) dan 28 (4)
(10) Clearance 24dan 14
(11) Foul20dan 15
(12) Kartu Kuning 3 dan 2
(13) Kartu Merah 1 dan 0.
Dari 13 catatan statistik tersebut, Indonesia hanya unggul di nomor (10) Clearance 24 dan 14, sebab Indonesia memang sepanjang laga digempur serangan.
Selain itu, lihatlah nomor (4) Offside 2 dan 1. Indonesia 2 kali offside, salah satunya menggagalkan gol Ferrari. Andai si pemain dapat mengontrol diri, tentu kakinya tidak akan membuat VAR menganulir gol. Bisa jadi, Indonesia menang.
Atas fakta statistik tersebut, menunjukan bahwa persoalan intelegensi dan personality pemain Indonesia, menjadi masalah serius, yang belum mampu di garap oleh Shin Tae-yong (STy).
Kedua Harus diakui