"Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya' (H.R. Turmudzi).
Melihat kondisi Indonesia sekarang, khususnya terkait dengan politik dan para politikusnya, hingga yang diamanahi menjadi pemimpin negeri, bicara kasih sayang, menjadi barang langka. Barang mahal.
Meski ibadah Ramadan sedang berlangsung, perseteruan demi jabatan dan kekuasaan terus berlangsung, ikut menyeret rakyat jelata menjadi korban. Saling hujat, saling ejek, saling menjatuhkan, saling membully, dan saling-saling lainnya yang sangat membahayakan disintegrasi bangsa. Tidak nampak lagi fitrah manusia sebagai makhluk pengasih dan penyayang. Lupa ada kehidupan akhirat kelak. Yang dipikirkan hanya duniawi. Miris.
(3) Hal tersebut juga jauh dari fitrah manusia lainnya, yaitu kedamaian. Negeri ini, sekarang di kalangan elite penuh taktik, intrik, dan konflik karena politik. Sangat membuat perasaan tidak nyaman.
Ajaran dalam Al-Quran, sangat menekankan agar kita terhindar dari segala macam sikap lahir dan batin yang dapat mengeruhkan, mengacaukan, dan merusakkan hubungan antar kita. Meski ada gesekan dan kesalahpahaman komunikasi dan hubungan antarkita dalam kehidupan sehari-hari, ajaran Al-Quran pun memerintahkan ishlah "perbaikan hubungan" seandainya terjadi gesekan dan kesalahpamahaman.
Dalam Surat Al-Hujurat Ayat 11-12 Surat Al-Hujurat: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kaum (pria) mengolok-olok kaum yang lain; karena, boleh jadi, mereka (yang diolok-olok) itu lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) itu. Jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain; karena, boleh jadi, wanita yang diolok-olok itu lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok). Jangan pula kamu mencela dirimu sendiri. Jangan pula kamu panggil-memanggil dengan gelar-sebutan yang buruk. Sejelek-jelek panggilan adalah (sebutan) yang buruk sesudah iman. Barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari keburukan orang dan janganlah sebagian kamu menggunjing atas sebagian yang lain. Adakah di antara kamu suka memakan bangkai saudaranya yang telah meninggal? Tentu saja kamu membencinya. Dan bertakwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Selama puasa Ramadan ini, saya masih membaca dan melihat, banyak perbuatan mengolok-olok, mencela orang lain, berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan dan keburukan orang, serta menggunjing, tetap terjadi dengan subur.
Karenanya, melalui momentum idul fitri, marilah saya, kita, dapat menjadi orang yang menciptakan keteduhan dalam keluarga kita, dalam persaudaran, dalam pergaulan, dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, membuat kehidupan ini menjadi damai dan penuh kedamaian.
(4) Sadari bahwa fitrah manusia yang lainnya adalah berbeda dalam perbedaan. Oleh karena itu, menghormati perbedaan adalah juga kembali ke fitrah kita. Perbedaan adalah kenicayaan. Perbedaan adalah hukum Allah. Perbedaan itu untuk kelestarian hidup manusia. Perbedaan itu juga ditujukan agar manusia berlomba-lomba dalam mencapai kebaikan.
Awal Ramadan di Republik ini susah berbeda. Ada yang mengawali pada 11 Maret. Sementara pemerintah karena didukung Ormas yang lain, memulai pada 12 Maret. Apakah Idul Fitrinya akan sama pada 10 April. Atau ada yang 10 ada yang 11 April. Itulah perbedaan.