Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Jelang Ramadan, Setop Muslihat!

7 Maret 2024   01:50 Diperbarui: 12 Maret 2024   13:30 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Caranya, diiming-imingi sesuatu yang hanya manfaat sesaat untuk rakyat. Tetapi akan sangat bermanfaat bagi "pemodal".

Banyak pihak yang berpikir bahwa "pemain" dalam Pemilu adalah pihak yang memang hanya memanfaatkan rakyat yang masih bodoh, miskin, dan menderita. Tetapi dari suara rakyat ini, mereka bisa mendapatkan keuntungan untuk tujuh turunan.

Perbedaan awal Ramadan

Di sisi lain, persoalan gaduh Pemilu masih konsisten, bulan Ramadan yang sudah di depan mata, lagi-lagi rakyat juga disuguhi oleh drama "perbedaan".

Rakyat bahkan sudah mendengar, menonton, dan membaca berita bahwa Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah masing-masing mempunyai metode pengamatan hilal dengan cara berbeda, yang menyebabkan penetapan awal puasa Ramadan 1445 H juga tidak sama.

Ayolah, Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah, berikan rasa nyaman dan tenteram rakyat. Bulan Ramadan, bukan hanya menjadi berkah Umat Muslim. Tetapi membawa rezeki dan berkah bagi seluruh Umat Beragama.

Redakan keteladanan yang tidak benar dan tidak baik terkait Pemilu yang terus gaduh. Rendah hatilah, agar jatuhnya awal Ramadan tidak berbeda.

Setop pihak-pihak yang terus menutup mata dan hati, hanya berbuat dan bertindak untuk keuntungan dan kepentingan diri, kepentingan jabatan, kekuasaan, bisnis, dan sejenisnya. Sebab, semua drama itu, tidak sulit diterka arahnya. Sangat mudah dibaca maksud dan tujuannya.

Membuat senang-gembira hanya untuk sesaat, sebab sekadar muslihat, itu jahat! Muslihat itu daya upaya, siasat atau taktik (untuk menjebak dan sebagainya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun