Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

1 Tahun N. Riantiarno: Peluncuran Buku "The Cockroach Trylogy", Menulis, dan Menulis, ...

22 Januari 2024   13:28 Diperbarui: 22 Januari 2024   18:00 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Talkshow dalam peluncuran Buku "The Cockroach Trylogy"  Zen Hae (Yayasan Lontar), Rantna Riantiarno, dan Idrus Madani (Teater Koma) di Teater Besar TI

Di Teater Besar TIM Cikini Jakarta, Minggu (21/1/2024) Keluarga Besar Teater Koma memperingati 1 tahun N. Riantiarno (20 Januari 2023-2024) dengan Kado Indah, Peluncuran Buku "The Cockroach Trylogy" atau Trilogi Opera Kecoa (Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Julini) berbahasa Inggris yang diterbitkan oleh Yayasan Lontar.

Dapat dinikmati dunia

Hadir mewakili Yayasan Lontar, Penyair Zen Hae, sahabat saya semasa di Kampus, menyerahkan secara simbolis Buku The Cockroach Trylogy kepada Ratna Riantiarno di Panggung Teater Besar. Acara Peluncuran Buku yang di pandu oleh aktris Shahnaz Natashya Haque, juga diselingi dengan oborolan santai (talkshow) Zen Hae (Yayasan Lontar), Rantna Riantiarno, dan Idrus Madani (Teater Koma), seputar Buku The Cockroach Trylogy, proses kreatif-inovatif Teater Koma, Mas Nano, pengalaman, kesan, hingga pesan dari Ratna Riantiarno dan Idrus Madani selama membesarkan Teater Koma untuk publik pecinta seni teater khususnya, dan publik Indonesia pada umumnya.

Dalam obrolan santai selepas acara, Zen Hae mengungkapkan kepada saya bahwa Buku The Cockroach Trylogy, diporses oleh Yayasan Lontar sekitar 1 tahun. Sehingga persis di peringatan 1 Tahun Mas Nano, buku ini dapat diluncurkan. Diluncurkannya Buku The Cockroach Trylogy tentu berkat dukungan dari stakeholder terkait, terutama dari Kemendikbudristek melalui DANAINDONESIANA dan LPDP.

Dengan demikian, publik dunia, khususnya pegiat dan pecinta seni teater pada khususnya, kini sudah dapat menikmati buah karya seniman besar Indonesia, N. Riantiarno. Buku The Cockroach Trylogy ini pun menjadi produk kekayaan intelektual yang dapat digunakan sebagai bahan paduan berbagai kegiatan ilmiah dan kesenian dunia. Melalui Buku The Cockroach Trylogy, publik dunia juga dapat membaca dan mengetahui kondisi dan situasi sosial politik Indonesia di masa saat naskah Trilogi Opera Kecoa ditulis oleh Mas Nano.

Undangan dibawa ke masa Trilogi Opera Kecoa

Saat peluncuran, para undangan yang hadir, tentunya juga sudah lekat dengan pengalaman menyaksikan pertunjukan panggung dari Trilogi Opera Kecoa, benar-benar di bawa kembali oleh Teater Koma ke masa lalu. Pasalnya, para aktor dan aktris Teater Koma juga kembali menyuguhkan cuplikan adegan terkait dengan Trilogi Opera Kecoa.

Awalnya, undangan disuguhi cuplikan adegan dari Semar Gugat 1995, yaitu adegan "Semua Bernama Semar". Selanjutnya, potongan-potongan adegan dari Trilogi Opera Kecoa pun dipersembahkan, persis dengan model saat lakon-lakon tersebut dipanggungkan dan masih dipandu oleh Mas Nano.

Tentunya, siapa pun yang hadir di Teater Besar, menyaksikan semua cuplikan adegan yang ditampilan, masih merasakan bahwa Mas Nano masih ada bersama kita semua. Meski kini beliau sudah terpisah dan berbeda dunia, saya yakin, Mas Nano turut menyaksikan peringatan 1 tahun, menyaksikan peluncuruan hasil karya tulisan-tulisannya menjadi Buku berbahasa Inggris, menyaksikan Keluarga Besar Teater Koma, tetap Koma, tidak akan pernah Titik. Melanjutkan semua hal yang sudah diberikan dan diamanatkan oleh Mas Nano untuk tetap mengalir. Tidak pernah titik. Menyaksikan para Undangan yang tetap setia dan mendukung menjadi bagian dari Taetar Koma. Menyaksikan Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbudristek menghargai buah karyanya, yang disiarkan untuk kemaslahatan bukan hanya bagi bangsa Indonesia, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat dunia.

Menulis, menulis, menulis, ...= N. Riantiarno

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun