Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Sekadar Mengalir

14 Januari 2024   07:25 Diperbarui: 14 Januari 2024   07:45 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartoni JW

(2) Halangan besar dan kokoh menguatkan air. Sekali air dihadang oleh penghalang besar, maka akan mengumpul dalam jumlah  banyak. Bahkan sesungguhnya air yang diam dalam jumlah banyak sangat berbahaya. Itu karena dibalik diamnya, air tengah menyiapkan kekuatan besar untuk merobohkan dan menghancurkan penghalangnya.

Ini dapat dimaknai, ketika manusia menghadapi masalah, rintangan, halangan, di situlah ada kesempatan untuk berproses, belajar, melatih agar kemampuan, kekuatan, kompetensi dimiliki, sehingga dapat digunakan untuk menghadapi masalah, rintangan, dan halangan.

Dengan begitu, kecerdasan dan bekal dari belajar akan menjadi jalan keluar dari  masalah, rintangan, halangan yang dihadapi, menghalangi.

(3) Air yang mengalir, jernih. Air yang mengalir, lazimnya akan jernih. Tidak seperti air yang menggenang, biasanya keruh, kotor, berbau.

Maksudnya, dalam menjalani kehidupan, manusia harus mengalir terus. Terus bergerak, bergaul, bersosialisasi, berdaptasi, berkomunikasi, beraktivitas, belajar, kreatif, imajinatif, inovatif. Menjadi bermanfaat. Cerdas otak dan hati. Maka, seperti air mengalir, jernih.

Bukan seperti air yang menggenang, berdiam diri, pasif, tidak mau belajar, malas, tidak kreatif, tidak inovatif. Jiwa dan raga pun sakit. Miskin pikiran dan miskin hati.

Contoh kehidupan

Dalam pendidikan, pekerjaan, kepemimpinan, pemerintahan, hingga kegiatan-kegiatan di berbagai bidang, filosofi "jalani hidup mengalir seperti air" menjadi pedoman. Banyak yang berhasil meraih cita-cita dan tujuan, karena dibarengi dengan ikhtiar, usaha keras, dan doa. Bukan, jalani hidup mengalir seperti air, tapi tidak ada ikhtiar, usaha keras, dan doa.

Seperti, di kompetisi sepak bola level apa pun, setiap tim tentu bermain dengan tujuan berhasil/menang. Untuk meraih keberhasila/kemenangan, dalam mencetak gol, maka filosofi air mengalir, pasti digunakan.

Dan, kita dapat melihat tim yang mampu meraih kemenangan menggunakan filosofi mengalir seperti air, karena air mengalir, pasti sampai tujuan. Halangan besar besar dan kokoh, menguatkan air. Air yang mengalir, jernih.

Meski begitu, tetap banyak juga kita jumpai tim yang belum mampu menang/menciptakan gol dalam bertanding dengan filosofi air mengalir, karena lawan yang dihadapi memang sangat kuat dan kokoh. Sulit ditembus. Ini artinya, tim bersangkutan wajib berproses kembali, menyiapkan diri lebih baik, lebih solid, lebih kuat, lebih kompeten. Lebih cerdas teknik, intelegensi, personality, dan speed (TIPS).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun