Pertama, tidak ada seleksi terhadap setiap tulisan yang masuk baik melalui seleksi, kurasi atau moderasi. Tulisan langsung tayang asal tidak melanggar aturan.
Kurasi diartikan sebagai tindakan pihak redaksi untuk menilai tulisan yang masuk. Sejatinya, kurasi sendiri menurut KBBI artinya kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi. Namun istilah kurasi juga lazim dalam dunia tulis-menulis.
Kedua, tulisan melalui seleksi atau kurasi. Tulisan masuk, harus melalui meja redaksi. Tulisan tersebut akan tayang di media tersebut setelah dinyatakan lolos seleksi. Tetapi di zaman media online sekarang, tulisan yang berhasil tayang melalui tahap seleksi, banyak yang berhenti pada kategori tulisan berharga saja. Sebab, media bersangkutan tidak menghargai tulisan yang mereka pilih dan tayangkan dengan imbalan honor untuk penulisnya.
Tulisan menjamur, kacang goreng, tenggelam
Akibat dari menjamurnya media online yang mengakomodir tulisan tanpa seleksi, tulisan di media online menjadi kurang pamor dan kurang berharga. Sudah menulis gratisan, publik pun merasakan nilai rasa yang berbeda. Menganggap rendah mutu tulisan. Apalagi bila melihat latar belakang penulisnya.
Di sisi lain, Â penulis pun tidak memiliki tantangan dan tidak perlu berdebar-debar menunggu tulisannya tayang atau tidak. Karena tulisan pasti ditayangkan. Penulis tidak dituntut macam-macam akan tulisan yang dikirim. Seperti tata tulis, typo, penggunaan gambar, validitas sumber, dan lain-lain. Asal tidak melanggar ketentuan dan aturan.
Bebas dan longgarnya aturan yang diberlakukan membuat siapa pun bisa menulis. Maka tidak heran jika begitu banyak penulis yang turun memanfaatkan media ini. Karena lewat media online seperti ini seseorang bisa belajar menulis tanpa harus takut dengan berbagai aturan.
Sayangnya, begitu mudahnya seseorang menembus media ini, akibatnya tulisan yang tayang seperti jamur. Seperti kacang goreng. Bila tulisan tidak berkualitas, siapa pun penulisnya, maka pasti tulisan akan tenggelam, dan lewat begitu saja.
Terlebih ada media online yang menayangkan tulisan tanpa seleksi, terpenting tidak melanggar ketentuan dan aturan, biasanya bila si penulis tidak berkawan, tidak bersahabat dengan penulis lain, maka tulisannya dipastikan akan minim viewer (pemirsa/pembaca), minim penilaian, dan minim komentar.
Sudah begitu, bila tulisannya dianggap tidak sejalan dengan media bersangkutan atau akan mengganggu komunitas penulis di media tersebut, maka tulisan bisa tidak ditayangkan. Atau ditayangkan, tetapi tidak akan mendapat rating, penghargaan semisal sebagai tulisan " keren".
Menulis berteman?
Sudah tulisan ditayangkan tanpa seleksi, penulis juga harus punya akun. Parahnya lagi, bagaimana mungkin niat menulis sesuatu untuk kemaslahatan, tetapi karena sistem yang diberlakukan menjadi ada komunitas terselubung yang saling mendukung.