Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agar Tidak Berbuat Bohong dan Berbohong?

4 Desember 2023   23:15 Diperbarui: 4 Desember 2023   23:50 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Mengapa bohong dan berbohong, ingat Pinokio?

Wajib kita sadari, bohong dan berbohong, sejatinya sedang menipu diri sendiri. Menggunakan topeng-topeng dusta.

Membincang bohong dan berbohong, tentu juga mengingatkan kita akan dongeng Pinocchio.

Pinocchio adalah dongeng yang sangat populer, diasosiasikan sebagai kebohongan. Kisahnya,
pada 1883, Carlo Collodi, penulis dongeng asal Italia, menciptakan karakter protagonis dalam kisah klasik The Adventures of Pinocchio.

Dikisahkan, Pinocchio (baca: Pinokio), awalnya sebuah boneka kayu yang dibuat oleh pemahat Geppeto. Ia berubah menjadi anak laki-laki lewat bantuan peri.

Dalam petualangannya sebagai anak laki-laki, ia memiliki karakter nakal dan suka berbohong. Setiap kali berbohong, maka hidungnya bertambah panjang. Pinokio pun gelisah.

Di akhir kisah, Pinokio menyesali perbuatannya. Tidak lagi berbohong kepada Geppeto dan siapa pun. Pinokio pun berubah menjadi anak laki-laki nyata yang baik. Hidungnya tidak lagi panjang, tetapi kembali normal.

Nilai-nilai atau amanah dari dongeng Pinokio adalah mengedukasi, mendidik, dan mengajarkan kepada anak-anak untuk tidak berbuat bohong dan berbohong.

Apakah dongeng Pinokio ini, sekarang berhasil mengedukasi manusia untuk kehidupan di dunia nyata?

Jauh sebelum ada dongeng Pinokio, masing-masing agama telah mengajarkan bahwa bohong dan berbohong adalah perbuatan dosa.

Tapi ternyata, tetap saja manusia tidak pernah terhindar dari perbuatan bohong dan berbohong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun