Terpenting, untuk dunia teater Indonesia, setelah saya membantu di Kemendikbudristek untuk guru-gurunya dapat menulis Modul Ajar, maka turun langsung membantu anak-anak bersastra teater, adalah kebahagiaan tersendiri karena dapat turut mengabdi untuk pertiwi dalam hal regenerasi teater.
Kebahagiaan mengabdi meregenerasi ini, serasa mengulang waktu. Pasalnya, setelah rehat puluhan tahun, sebab di tahun 1990-2000an, saya sudah keliling membantu berbagai Sekolah di DKI Jakarta dalam ekstrakurikuker teater yang dapat dijadikan ujung tombak mendidik peserta didik untuk menjadi manusia yang rendah hati.
Pengalaman terkait rendah hati ini, pun abadi tercatat dalam perjalanan berteater saya, saat saya dikontrak oleh International Organization for Migration (IOM) untuk menulis naskah "Kampung Dalam" sekaligus menyutradarai pementasannya untuk tampil di dua Kabupaten, yaitu Takengon dan Bener Meriah, Aceh tahun 2006, di 162 desa.
Kontrak dari IOM adalah berkah setelah saya menjadi Juara Inovasi Pembelajaran Tingkat DKI dan  Tingkat Nasional, diselenggarakan oleh Kemendikbud., 2006.
Yah, manusia yang rendah hati itu, tahu diri, peduli, tahu malu, tahu membalas budi, punya empati-simpati, punya etika, sopan dan santun, mau mengabdi.
Bila Anda dekat dan menggumuli sastra, maka yakin dan tentu, Anda menjadi orang berbudi. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H