Ternyata, setelah sebelumnya pasukan Indonesia U-16 asuhan Bima Sakti disikat Malaysia, kasus berulang. Di bawah asuhan STy, Timnas Indonesia U-23 pun ikutan di sikat Malaysia.
Bedanya, pasukan Bima Sakti saat disikat  Malaysia dalam posisi dihuni oleh pemain-pemain yang dianggap sudah terbaik di tanah air. Sementara pasukan STy, di Timnas U-23, hanya dihuni oleh sebagian besar pemain pelapis/pengganti. Bukan pemain utama.
Dari kasus Timnas Indonesia U-23, saya berharap, dikemudian hari, tidak akan terulang lagi dialami oleh Timnas Indonesia di kelompok umur mana pun. Pemain yang dibutuhkan ditolak oleh pelatih/klub yang sedang berkompetisi di Indonesia.
Jangan kondisi ini menjadi seperti aroma kentut di ruang berAC. PSSI wajib memiliki aturan tegas demi Timnas tampil dengan pemain terbaik yang dimiliki Indonesia, di level kejuaraan apa pun, tanpa membedakan apakah event berkalender FIFA atau bukan.
Bila PSSI sudah memutuskan sebuah Timnas mengikuti sebuah event, jangan ada lagi kasus masalah klasik dan aroma kentut di ruang berAC lagi.Â
Timnas=pemain utama
Sebab prestasi sepak bola nasional masih sulit dan langka, jangankan meraih prestasi untuk tingkat Dunia dan Asia. Di Asia Tenggara saja, selalu sulit melewati Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Bahkan, meladeni Timnas paling muda, baru, seperti Timor Leste saja sudah mulai tidak mudah.
Jadi, saat mengikuti event apa pun, mau kelas AFF atau AFC atau FIFA, kursi timnas, memang wajib diisi oleh para pemain terbaik. Jersey Timnas sepak bola Indonesia, harus dikenakan oleh pemain yang memang benar-benar layak dan memenuhi standar Timnas. Bukan dikenakan oleh pemain titipan, pemain yang sekadar coba-coba dll.
Ingat juga. Bahwa kegagalan meraih juara, catatan sejarah hanya akan menggores
Timnas U-23 Indonesia gagal meraih trofi Piala AFF U-23 2023 setelah ditaklukan Vietnam lewat babak adu penalti dengan skor 5-6 di Rayong Province Stadium, Thailand, Sabtu malam, 26 Agustus.Â
Tidak akan mencatat, Indonesia kalah karena hanya menurunkan sebagian pemain pelapis atau pengganti karena pemain yang dianggap utama tidak dapat berpartisipasi karena alasan yang hingga kini tetap menjadi perdebatan dan keprihatian publik sepak bola nasional.
Berikutnya, untuk kiprah Timnas di semua kelompok umur berikutnya, jangan memaksakan diri ikut event bila ada kendala seperti di Timnas Indonesia U-23.