Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terjaga dan Terawatkah Otak Saya?

8 Agustus 2023   15:21 Diperbarui: 8 Agustus 2023   15:37 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Menjaga, merawat, mengembangkan, dan meningkatkan kinerja otak, signifikan pada langkah dan tindakan.

(Supartono JW.08082023)

Bersyukurlah bila dalam kesempatan hidup di dunia ini, saya, kita, termasuk golongan manusia yang diberikan keberkahan sebagai orang yang tahu bahwa diri saya, kita, tahu.

Tidak menjadi manusia yang sekadar ikut-ikutan. Tidak punya pendirian. Menjadi manusia yang hanya mementingkan diri, kelompok, golongan, partai, dinasti, hingga oligarkinya.

Tidak menjadi manusia yang mencari makan seperti menjadi buzzerRp dan sejenisnya. 

Mampu menjaga pikiran dan hati untuk kemaslahatan diri, bangsa dan negara, serta umat manusia.

Pondasi akal, intelektual

Menjadi orang yang tahu bahwa dirinya tahu, harus senantiasa disyukuri sekaligus wajib dapat merawatnya. Agar apa yang saya, kita, tahu tidak mudah hilang, lupa, lepas dari ingatan. Pun, terus menambah pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan, agar saya, kita, menjadi tahu-tahu yang lain, yang selama hidup ini belum saya, kita: sentuh, alami, jalani, dll.

Menjadi orang yang tahu bahwa dirinya tahu, adalah kategori manusia yang paling sempurna. Sebab, masih ada golongan orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Ada orang yang tidak tahu bahwa dirinya tahu dan ada orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu. 

Seseorang yang tahu bahwa dirinya tahu, kuncinya ada pada kesempurnaan akalnya, pikirannya, otaknya. Dalam kehidupan berproses sejak lahir hingga dewasa, sampai tua. Belajar di lingkungan keluarga, pendidikan formal, lingkungan masyarakat, hingga lingkungan pekerjaan, dan lingkungan lainnya.

Selama berproses itulah, dalam diri manusia secara jasmani dan rohani, tertanam pondasi nilai-nilai intelektual, sosial, emosional, analisis, kreatif-imajinatif-inovatif, dan iman (Iseaki).

Dalam perjalanan proses hidup, akhirnya, Iseaki seseorang akan tumbuh dan terbentuk. Ada yang menjadi manusia berkarakter, pandai bersyukur, berbudi pekerti luhur, selesai dengan dirinya sendiri, tahu diri, peduli, punya simpati-empati, tahu malu, tahu membalas budi, sampai rendah hati. 

Ada yang tidak pandai bersyukur, tidak tahu membalas budi, tidak peduli, tidak tahu malu, tidak punya simpati-empati, sombong, licik, dan lainnya.

Dijaga, dirawat, meningkatkan

Pada kesempatan ini, saya mengingatkan diri saya sendiri agar senantiasa dapat menjaga, merawat, hingga meningkatkan kemampuan akal, intelektual saya yang bersemayam dalam otak. 

Dengan menjaga, merawat, dan meningkatkan kemampuan akal, intelektual, otomatis, kondisi kesehatan otak tergaransi. Harapannya, tingkat kemampuan dalam hal sosial, emosional, analisis, kreatif-imajinati-inovatif, dan iman saya ikut terjaga dan berkembang secara benar dan baik. Artinya, secara keseluruhan, Iseaki saya terjaga, terawat, dan berkembang.

Untuk itu, kunci agar Iseaki selalu berada dan dalam situasi kondisi yang benar dan baik, maka otak saya wajib dirawat untuk meningkatkan daya ingat, fokus, atau fungsi sehari-hari. 

Dari berbagai literasi, ada beberapa cara yang dapat dijadikan alternatif untuk menjaga, merawat, mengembangkan, dan meningkatkan kinerja otak 

Pertama,
Menjadi pendengar yang benar dan baik.
Mendengarkan dengan telinga dan pikiran secara benar dan baik adalah cara mudah untuk melatih otak. Memperhatikan detail dan mencoba mengingatnya kembali adalah bentuk pelatihan memori yang sangat baik yang dapat kita lakukan sepanjang hari.

Untuk itu, bagi yang selama ini lebih banyak berbicara, mulailah belajar menjadi pendengar yang benar dan baik. Sebab, mendengar adalah cara efektif membuat otak kita terjaga, terawat, dan dapat meningkat kinerjanya.

Kedua,
Cara yang paling mudah dan sederhana adalah rutin olah raga.

Dikutip dari Health Grades, latihan otak yang paling direkomendasikan adalah aktivitas fisik. Menggerakkan tubuh bisa membuat darah dan oksigen kita mengalir ke otak. Hal ini dapat memperkuat sinapsis yang menghubungkan antarneuron dan membuat otak kita tetap gesit sepanjang hidup. 

Olah raga yang paling mudah dan murah adalah berjalan kaki. Berjalan kaki adalah rutinitas kardio berdampak rendah yang hampir semua orang dapat lakukan dengan kecepatan apa pun. Hanya berjalan kaki 30 menit sehari sebanyak 3 hingga 5 hari seminggu, diyakini sudah cukup untuk membuat pikiran kita tetap berenergi dan membantu mengurangi stres dan kecemasan. 

Bila  melakukan dengan teman atau pasangan, akan ada bonus tambahan berupa percakapan yang merangsang otak dan hubungan sosial antarsesama. 

Ketiga,
Membaca dan menulis
Membaca dan menulis, melibatkan otak. Membuat otak belajar kembali, belajar hal baru, dan mendapatkan informasi baru.

Keempat,
Melatih kecepatan. Kinerja otak akan melambat seiring bertambahnya usia. Untuk itu, perlu melatihnya dengan hal-hal yang butuh kecepatan untuk reaksi mental dan fisik yang lebih cepat. Aktivitas fisik seperti tenis, pingpong, atau permainan tangkap bola dapat meningkatkan koordinasi mata-tangan dan waktu reaksi, serta menantang otak untuk mengingat keterampilan dan teknik tertentu. 

Kelima,
Makan sehat.
Makan makanan bergizi sangat bagus untuk otak. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa sayuran berdaun hijau dapat membantu menekan laju penurunan mental. 

Selain itu, lemak sehat seperti asam lemak omega 3 yang ditemukan dalam salmon dan makanan laut lainnya dianggap bermanfaat juga bagi otak.  Menerapkan diet tinggi sayuran, ikan, lemak sehat, dan karbohidrat terbatas, juga merupakan upaya utuk menjaga otak.

Keenam,
Bersosialisasi Interaksi sosial menjadi faktor yang paling menyenangkan untuk menjaga otak kita tetap terlatih dengan baik. Studi menunjukkan orang yang terlibat dalam aktivitas sosial yang merangsang secara intelektual memiliki penurunan risiko terkena penyakit Alzheimer. 

Alzheimer adalah penyakit progresif yang menghancurkan memori dan fungsi mental penting lainnya. Koneksi sel otak dan sel-sel sendiri merosot dan mati, akhirnya menghancurkan memori dan fungsi mental penting lainnya.

Ketujuh,
Menggunakan tangan non-dominan. Dalam bukunya Keep Your Brain Alive: 83 Neurobic Exercises to Help Prevent Memory Loss and Increase Mental Fitness, ahli neurobiologi Lawrence Katz merekomendasikan untuk menggunakan tangan yang tidak dominan untuk memperkuat otak. 

Menggunakan tangan yang berlawanan bisa sangat menantang, itu bisa menjadi cara yang bagus untuk meningkatkan aktivitas otak.

Cobalah berpindah menggunakan tangan non-dominan saat mencoba untuk menulis sesuatu. Ini akan sulit, tetapi itulah intinya. Aktivitas otak yang paling efektif adalah yang tidak selalu mudah. Mencoba menggunakan tangan non-dominan dipercaya bisa "menjaga otak tetap hidup". 

Kedelapan,
Meditasi. Meditasi adalah sebuah latihan otak yang mungkin sering tidak dipertimbangkan, padahal sangat efektif untuk memperkuat otak. Meditasi mindfulness khususnya, adalah hal yang populer saat ini, dianut oleh psikolog positif, pemimpin bisnis, dan praktisi kesehatan alternatif. 

Kesembilan
Berpikir positif. Berpikir positif, akan selalu membuat kondisi otak nyaman. Jauh dari aktivitas negatif seperti berprasangka, berbuat curang, berbuat licik, sombong, dan lainnya.

Selebihnya, tentu masih banyak alternatif lain untuk menjaga, merawat, mengembangkan, dan meningkatkan kinerja otak. Namun, bila sembilan alternatif tersebut kita coba secara konsisten, maka otak kita akan senantiasa sehat. 

Dengan demikian, untuk saya, kita dapat selalu menjadi manusia yang Iseaki akan tergaransi. Semakin banyak manusia yang Iseaki, artinya cedas otak dan hati, maka cerdas dalam bersosialisasi, dalam emosi, dalam analisis, kreatif-imajinatif, inovatif dengan landasan iman yang kuat, maka kehidupan akan aman, nyaman, tentram. Penuh manusia yang kaya pikiran dan kaya hati, rendah hati. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun