Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ranking FIFA Tidak Mencerminkan Kualitas Timnas Indonesia yang Sudah Level Dunia

21 Juni 2023   17:06 Diperbarui: 21 Juni 2023   20:31 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Ranking FIFA Indonesia (21/6/2023), tidak mencerminkan performa penggawa-nya yang lebih berkualitas. 

(Supartono JW.21062023)

Saat ini, terbukti, ranking FIFA tidak siginifikan dengan performa, kualitas Timnas bersangkutan.

Indonesia=Moldova

Fakta terbaru, Polandia yang berada di peringkat 23 FIFA, telah mengalahkan Jerman dalam pertandingan persahabatan pada Jumat (16/6/2023), nyatanya harus kalah dari Timnas Moldova, yang berada di peringkat 171 FIFA. 

Hal ini bukan hanya mengejutkan Polandia, saat Moldova mampu bangkit dari ketertinggalan 0-2 untuk memenangkan pertandingan 3-2 dalam laga kualifikasi Euro 2024, Rabu (21/6/2023) dini hari WIB. 

Tetapi, Moldova juga mengejutkan dunia. Pasalnya mampu menang atas Timnas yang level peringkat FIFA-nya, selisih 148 digit.

Apa yang dipetik oleh Moldova, sejatinya sama mengejutkannya dengan apa yang dilakukan oleh Timnas Indonesia yang berperingkat 149 FIFA, saat meladeni Timnas Argentina, peringkat 1 FIFA alias peringkat 1 dunia.

Meski perbedaannya sama-sama 148 digit dengan jarak antara Polandia-Moldova, namun bedanya Timnas Indonesia menghadapi peringkat 1 dunia, bukan peringkat 23 dunia.

Kemenangan Moldova atas Polandia, dan Timnas Indonesia yang mampu mencemaskan Timnas Argentina dengan perlawanan sengit, hingga Argentina baru dapat membobol gawang Indonesia di menit 38. 

Itu pun terjadi karena pemain Indonesia lengah akibat emosional melakukan serangan balik, sehingga Parades pun lolos dari adangan pemain Indonesia, lalu melepaskan tendangan roket ke pojok gawang Ernando, sebab tidak ada pemain yang mengeblok Parades.

Andai pemain Indonesia tetap konsisten menjaga kedalaman meski melakukan serangan balik, yakin Parades tidak akan mampu menceploskan gol ke gawang Indonesia. Babak pertama yakin akan berakhir imbang. Cerita di babak ke dua pun akan lain.

Nasi sudah menjadi bubur. Gol Parades wajib menjadi pelajaran, karena Tim ranking 1 dunia, atau pun tim lain yang rankingnya di atas Indonesia, tentu akan memiliki taktik dan strategi kapan saatnya yang tepat mereka membobol gawang Indonesia. 

Ini wajib menjadi catatan penting Shin Tae-yong, dan siapa pun pemain yang dipercaya turun. Lawan beda level, selalu punya cara dengan intelegensi dan personality-nya, untuk memancing tim yang ketat menjaga ke dalaman agar lupa dan emosional, hingga pertahanan ditinggalkan.

Timnas Indonesia membuka mata dunia

Selain laga Moldova vs Polandia dan Indonesia vs Argentina, yang membuktikan peringkat FIFA tidak signifikan dengan kualitas Timnas bersangkutan di kondisi saat ini, Timnas Indonesia malah nampak lebih berkualitas saat tampil meladeni Palestina yang berperingkat 93 FIFA.

Dalam laga Indonesia vs Palestina, yang justru pantas berperingkat 93 adalah Indonesia, bukan Palestina karena lebih mendominasi jalannya laga.

Terlebih, saat Indonesia vs Argentina. Apa pun alasan pelatih Scaloni, tidak ada Messi, Angel Di Maria, dan Nicolas Otamendi, atau pun pemain inti tidak diturunkan, sejarah tidak mencatat Indonesia melawan pemain bukan inti Argentina. 

Tetapi tetap mencatat Indonesia vs Argentina. Dan, Argntina sebagai tim ranking 1 dunia, tidak mudah meladeni Indonesia, tim peringkat 149. Bahkan, kesulitan mencipta gol. Menang pun hanya 2-0, tidak selevel dengan peringkat dan gelar juara yang disandang Argentina.

Yang pasti, laga Indonesia vs Palestina, lebih pantas Indonesia yang rankingnya 93. Lalu, laga versus Argentina yang peringkat 1 dunia, Argentina pun di buat kesulitan dan hanya mampu menang 0-2, benar-benar membuktikan bahwa performa Timnas Indonesia saat ini, tidak selevel dengan peringkatnya. 

Terlebih, penyebab Indonesia tercecer peringkat FIFA-nya, karena PSSI pernah dihukum FIFA pada tahun 2015. Indonesia dibanned oleh FIFA akibat intervensi pemerintah terhadap PSSI. Setahun berikutnya, pada tahun 2016, hukuman dicabut FIFA. Setahun tidak menjalani laga-laga agenda FIFA, membuat ranking FIFA Indonesia melorot sampai posisi 161 dunia.

Jadi, bila dalam ranking FIFA terbaru, Rabu (21//2023) posisi Indonesia turun ke 150, ranking 150 itu, sama sekali tidak mencerminkan performa Timnas Indonesia saat ini. Yang mampu main imbang versus Palestina. Mampu merepotkan juara dunia, ranking 1 FIFA dan hanya kebobolan 0-2.

Publik sepak bola nasional tidak perlu risau dengan kepongahan Vietnam, Thailand, atau Malaysia. Kini, Timnas Indonesia bahkan lebih siap untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Piala Asia 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun