Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ranking FIFA Tidak Mencerminkan Kualitas Timnas Indonesia yang Sudah Level Dunia

21 Juni 2023   17:06 Diperbarui: 21 Juni 2023   20:31 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Andai pemain Indonesia tetap konsisten menjaga kedalaman meski melakukan serangan balik, yakin Parades tidak akan mampu menceploskan gol ke gawang Indonesia. Babak pertama yakin akan berakhir imbang. Cerita di babak ke dua pun akan lain.

Nasi sudah menjadi bubur. Gol Parades wajib menjadi pelajaran, karena Tim ranking 1 dunia, atau pun tim lain yang rankingnya di atas Indonesia, tentu akan memiliki taktik dan strategi kapan saatnya yang tepat mereka membobol gawang Indonesia. 

Ini wajib menjadi catatan penting Shin Tae-yong, dan siapa pun pemain yang dipercaya turun. Lawan beda level, selalu punya cara dengan intelegensi dan personality-nya, untuk memancing tim yang ketat menjaga ke dalaman agar lupa dan emosional, hingga pertahanan ditinggalkan.

Timnas Indonesia membuka mata dunia

Selain laga Moldova vs Polandia dan Indonesia vs Argentina, yang membuktikan peringkat FIFA tidak signifikan dengan kualitas Timnas bersangkutan di kondisi saat ini, Timnas Indonesia malah nampak lebih berkualitas saat tampil meladeni Palestina yang berperingkat 93 FIFA.

Dalam laga Indonesia vs Palestina, yang justru pantas berperingkat 93 adalah Indonesia, bukan Palestina karena lebih mendominasi jalannya laga.

Terlebih, saat Indonesia vs Argentina. Apa pun alasan pelatih Scaloni, tidak ada Messi, Angel Di Maria, dan Nicolas Otamendi, atau pun pemain inti tidak diturunkan, sejarah tidak mencatat Indonesia melawan pemain bukan inti Argentina. 

Tetapi tetap mencatat Indonesia vs Argentina. Dan, Argntina sebagai tim ranking 1 dunia, tidak mudah meladeni Indonesia, tim peringkat 149. Bahkan, kesulitan mencipta gol. Menang pun hanya 2-0, tidak selevel dengan peringkat dan gelar juara yang disandang Argentina.

Yang pasti, laga Indonesia vs Palestina, lebih pantas Indonesia yang rankingnya 93. Lalu, laga versus Argentina yang peringkat 1 dunia, Argentina pun di buat kesulitan dan hanya mampu menang 0-2, benar-benar membuktikan bahwa performa Timnas Indonesia saat ini, tidak selevel dengan peringkatnya. 

Terlebih, penyebab Indonesia tercecer peringkat FIFA-nya, karena PSSI pernah dihukum FIFA pada tahun 2015. Indonesia dibanned oleh FIFA akibat intervensi pemerintah terhadap PSSI. Setahun berikutnya, pada tahun 2016, hukuman dicabut FIFA. Setahun tidak menjalani laga-laga agenda FIFA, membuat ranking FIFA Indonesia melorot sampai posisi 161 dunia.

Jadi, bila dalam ranking FIFA terbaru, Rabu (21//2023) posisi Indonesia turun ke 150, ranking 150 itu, sama sekali tidak mencerminkan performa Timnas Indonesia saat ini. Yang mampu main imbang versus Palestina. Mampu merepotkan juara dunia, ranking 1 FIFA dan hanya kebobolan 0-2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun