Karenanya, di media massa maupun televisi, terus menggema pemberitaan tentang Politik Transaksional. Politik Transaksional adalah politik (cara/strategi/siasat) memperdagangkan politik dan segala hal tentang kebijakan kekuasaan kewenangan, ada yang menjual dan ada yang membeli, sehingga kredo (keyakinan) yang berkembang di tengah masyarakat, politik sarat dengan tukar-menukar jasa, ada proses transaksional.
Herannya, meski skenario politik transaksional sudah dilakukan dengan berbagai politik, cara, strategi, siasat, tetap saja KPK berhasil menjaring politisi yang tidak amanah.Â
Bila ada orang yang adiksi, ketagihan, kecanduan narkoba, setelah dibantu dengan politik rehabilitasi pun, tidak menggaransi pecandu narkoba akan pulih dan tidak menjadi pemakai lagi.
Namun, bicara politik yang terkait partai politik, elite partainya, parlemen (dari tingkat daerah sampai pusat), dan pemerintahan (daerah sampai pusat), Politik Transaksional adalah Program Unggulan.Â
Sebab, sesuai transaksinya, maka wujud keberhasilannya, secara instan, dapat berbentuk uang, jabatan, kedudukan, kesempatan, dan kue-kue kebijakan lain, sesuai nilai dan perjanjian saling menguntungkan dalam kesepakatan transaksinya. Dilingkari oleh kekeluargaan dinasti dan oligarki.
Kasihan, saat masyarakat sudah mulai bergerak untuk berbagi kebahagiaan di hari kemenangan, yang di dalamnya juga ada tradisi berbagi kebahagian dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR), Tunjangan Salam Tempel (TST), seperti sekadar berbagi uang baru (recehan) kepada keluarga, sanak saudara, dan lainnya.
Lalu, bersiap menunaikan kewajiban Zakat Fitrah bagi yang memenuhi syarat, ternyata Program Politik Transaksional (PPT), tetap wajib dilakukan oleh para petugas partai.
Bagaimana partai politik dan para petugasnya akan amanah terhadap rakyat, akan berbagi kebahagiaan kepada rakyat. Sspanjang massa, mereka justru berada di dalam lembah KETAKUTAN.
Ketakutan tidak mampu menunaikan mahar politik. Ketakutan tidak mampu melunasi hutang, pinjaman modal untuk berpolitik. Ketakutan tidak mendapat uang, jabatan, dan kedudukan. Ketakutan kehilangan yang bukan milik. Siang, malam, setiap waktu, hidupnya dipenuhi dengan ketakutan.Â
Berhala politik
Maka, ketika diberikan amanah berupa jabatan dan kedudukan, apa yang mereka fokuskan? Politik pun dijadikan berhala. Apa maksudnya?