Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

(25) Orang Cerdas Emosi dan Sadar Diri, Membagi Kebahagiaan?

16 April 2023   10:23 Diperbarui: 16 April 2023   10:23 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karenanya, di media massa maupun televisi, terus menggema pemberitaan tentang Politik Transaksional. Politik Transaksional adalah politik (cara/strategi/siasat) memperdagangkan politik dan segala hal tentang kebijakan kekuasaan kewenangan, ada yang menjual dan ada yang membeli, sehingga kredo (keyakinan) yang berkembang di tengah masyarakat, politik sarat dengan tukar-menukar jasa, ada proses transaksional.

Herannya, meski skenario politik transaksional sudah dilakukan dengan berbagai politik, cara, strategi, siasat, tetap saja KPK berhasil menjaring politisi yang tidak amanah. 

Bila ada orang yang adiksi, ketagihan, kecanduan narkoba, setelah dibantu dengan politik rehabilitasi pun, tidak menggaransi pecandu narkoba akan pulih dan tidak menjadi pemakai lagi.

Namun, bicara politik yang terkait partai politik, elite partainya, parlemen (dari tingkat daerah sampai pusat), dan pemerintahan (daerah sampai pusat), Politik Transaksional adalah Program Unggulan. 

Sebab, sesuai transaksinya, maka wujud keberhasilannya, secara instan, dapat berbentuk uang, jabatan, kedudukan, kesempatan, dan kue-kue kebijakan lain, sesuai nilai dan perjanjian saling menguntungkan dalam kesepakatan transaksinya. Dilingkari oleh kekeluargaan dinasti dan oligarki.

Kasihan, saat masyarakat sudah mulai bergerak untuk berbagi kebahagiaan di hari kemenangan, yang di dalamnya juga ada tradisi berbagi kebahagian dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR), Tunjangan Salam Tempel (TST), seperti sekadar berbagi uang baru (recehan) kepada keluarga, sanak saudara, dan lainnya.

Lalu, bersiap menunaikan kewajiban Zakat Fitrah bagi yang memenuhi syarat, ternyata Program Politik Transaksional (PPT), tetap wajib dilakukan oleh para petugas partai.

Bagaimana partai politik dan para petugasnya akan amanah terhadap rakyat, akan berbagi kebahagiaan kepada rakyat. Sspanjang massa, mereka justru berada di dalam lembah KETAKUTAN.

Ketakutan tidak mampu menunaikan mahar politik. Ketakutan tidak mampu melunasi hutang, pinjaman modal untuk berpolitik. Ketakutan tidak mendapat uang, jabatan, dan kedudukan. Ketakutan kehilangan yang bukan milik. Siang, malam, setiap waktu, hidupnya dipenuhi dengan ketakutan. 

Berhala politik

Maka, ketika diberikan amanah berupa jabatan dan kedudukan, apa yang mereka fokuskan? Politik pun dijadikan berhala. Apa maksudnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun