Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

(7) Saya Pribadi Altruisme, Mendahulukan Orang Lain?

29 Maret 2023   20:50 Diperbarui: 29 Maret 2023   20:53 1908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


Altruisme, berbuat baik mendahulukan kepentingan orang lain wajib cerdas. Pikirkan kesehatan, mental, dan "kemampuan" diri.

(Supartono JW.Ramadhan7.1444H.29032023)

Hari ke-7, fase 10 hari pertama ibadah Ramadhan 1444 Hijriah, yaitu fase Rahmat (kasih), di berbagai media massa dan televisi Indonesia banyak menyajikan berita yang memotret drama tentang "kasih".

Dua drama altruisme

Yang paling seru, Rabu, 29 Maret 2023, di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ada drama tentang kasus 'transaksi mencurigakan'. Bahkan, drama ini berlangsung terbuka untuk masyarakat umum dan disiarkan langsung oleh beberapa stasiun televisi nasional.

Hemat saya, di dalam adegan drama tersebut ada aktor yang sedang berupaya membongkar kejahatan pencucian uang di negeri ini. Kisah ini tentu membuktikan bahwa ada sosok manusia yang lebih memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain (negara dan rakyat).

Sikap tersebut adalah kebalikan dari sikap mementingkan diri sendiri atau egois.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) orang yang paham (sifat)-nya lebih memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain (kebalikan dari egoisme) atau sikap yang ada pada manusia, yang bersifat naluri, berupa dorongan untuk berbuat jasa kepada manusia lain, disebut altruisme.

Pendek kata, altruisme disebut juga sebagai perilaku yang mendahulukan orang lain dibandingkan diri sendiri. 

Terkait yang terjadi dalam drama di Gedung DPR menyoal pencucian uang, dan ada pihak yang sedang berupaya membela negara dan rakyat, saya sebut, aktor bersangkutan adalah orang yang altruisme.

Di sisi lain, hingga saya menulis artikel ini, di Republik ini, juga sedang terjadi pergulatan orang-orang dan pihak-pihak.yang sama-sama sedang berjuang untuk kebenaran dan kebaikan, dari sudut pandangnya masing-masing.

Dua kelompok atau kubu ini, saya sebut juga sama, sebagai pihak/orang/manusia yang memiliki sikap altruisme. Hal ini terkait Piala Dunia U-20 2023, di mana Indonesia telah ditunjuk FIFA sebagai tuan rumah.

Pihak yang mendukung sepak bola dan Piala Dunia U-20 tetap berlangsung di Indonesia, pola berpikirnya tidak mencampuradukkan antara olahraga dan politik. Namun, tetap berpikir dan bertindak untuk kepentingan rakyat. Sebab, bila Piala Dunia U-20 sampai batal digelar di Indonesia, rentetan kerugian yang berefek domino bagi sepak bola nasional dan para pelakunya (rakyat) sudah menunggu ancamannya.

Sebaliknya, pihak yang menolak kehadiran Timnas Israel U-20, juga memiliki pola pemikiran yang tidak salah. Terlebih landasannya adalah amanah Pembukaan UUD 1945, yang menjadi komitmen bangsa Indonesia sejak Presiden RI pertama, dan hingga kini tetap dipegang kokoh dan teguh.

Atas perbedaan pandangan dua kubu menyoal Timnas Israel ini, namun dasarnya adalah sikap altruisme, mementingkan dan mendahulukan orang lain.

Di satu sisi, pihak yang berjuang agar Piala Dunia U-20 tidak batal digelar di Indonesia, sebab demi masa depan anak-anak Indonesia, khususnya Timnas Indonesia U-20 yang sudah disiapkan oleh PSSI dan Shin Tae-yong, serta agar sepak bola Indonesia terhindar dari sanksi FIFA, pun para pelaku sepak bola nasional tidak kehilangan mata pencaharian.

Di sisi lain, pihak yang menolak, juga demi tetap menjaga komitmen pendiri bangsa sesuai amanah Pembukaan UUD 1945, tentang penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, serta demi antisipasi keamanan di Indonesia, yang bisa jadi akan ada hal buruk bila Timnas Israel U-20 tetap hadir.

Sepak bola urusan FIFA. Indonesia tidak ada wewenang mengatur FIFA. Namun, Indonesia juga memiliki kepentingan komitmen. Karenanya, yang terbaik adalah kita tunggu apa hasil pendekatan Ketua Umum PSSI dengan FIFA Rabu (29/3/2023). 

Dari dua drama yang saya ulas, drama di Gedung DPR tentang pencucian uang dan drama Piala Dunia U-20, keduanya sama-sama sedang ada aktor yang menjadi sosok protogonis (tokoh utama) yang memiliki karakter altruisme.

Jenis altruisme

Harapan saya, belajar dari dua drama tersebut, saya dan kita semua juga dapat menjadi aktor protagonis berkarakter altruisme dalam kehidupan nyata, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan dalam kepentingan bangsa dan negara.

Pasalnya, karakter altruisme tergolong perilaku yang memiliki dampak positif bagi beberapa agama dan juga budaya tertentu, sebab terkait etika.

Dari berbagai kisah dan fakta, seseorang yang memiliki perilaku altruisme,  membantu orang lain tanpa memperhatikan ganjarannya. Bisa jadi karena tuntutan moral dari agama, organisasi, hingga keinginan diri sendiri.

Lebih jauh, dikutip dari American Psychological Association, manusia yang berperilaku altruisme akan merasakan manfaatnya secara emosional. Meski untuk validitasnya, butuh penelitian lanjutan untuk mengetahui alasan di balik perilaku altruisme ini, namun para ahli (psikolog) telah mengidentifikasi beberapa jenis perilaku altruisme di antaranya:
(1) Altruisme genetik: Jenis ini kerap mendahulukan kepentingan orang-orang atau keluarga terdekat. Contohnya, orang tua yang melakukan tindakan pengorbanan agar kebutuhan anggota keluarganya terpenuhi.
(2) Altruisme timbal balik: Hal ini didasarkan pada hubungan saling memberi dan menerima. Saat membantu orang lain, mungkin suatu saat orang tersebut membalas budi.
(3)Altruisme berdasarkan kelompok: Perilaku ini karena keterlibatan pada kelompok tertentu. tujuannya untuk membantu orang-orang yang merupakan bagian dari kelompok tersebut atau mendukung tujuan sosial tertentu.
(4) Altruisme murni: Perilaku ini didasari memberikan bantuan pada orang lain tanpa imbalan apa pun. Motivasinya adalah nilai-nilai dan moral yang berasa dari keinginan diri sendiri.

Dari dua contoh drama yang saya ilustrasikan, kira-kira, para aktor/pihaknya termasuk golongan manusia yang memiliki jenis altruisme yang mana? Bisa dibaca ulang dan ditemukan jawabannya.

Altruisme bermanfaat,  merugikan

Kendati Altruisme sangat bermanfaat, altruisme pun dapat merugikan. Manfaatnya, seperti:
(1) Dengan mengedepankan orang lain, akan berdampak kesehatan yang lebih baik bagi pelakunya. Contohnya, meningkatkan kesehatan fisik dalam banyak cara. Seseorang yang kerap menjadi sukarelawan memiliki kesehatan yang lebih baik. Saat kegiatan ini dilakukan secara teratur, risiko kematian jauh lebih rendah.
(2) Meningkatkan kesejahteraan mental yang lebih baik. Sebab, melakukan hal yang terpuji bagi orang lain, aktor/pelakunya dapat merasa lebih baik tentang diri sendiri dan dunia yang ada di sekitar. Pun dapat mengalami peningkatan kebahagiaan setelah melakukan hal-hal baik.
(3) Meningkatnya hubungan romantis. Altruisme yang dilakukan pada pasangan, perilaku baik dan penuh kasih dapat membuat hubungan lebih baik. Kebaikan adalah salah satu kualitas yang penting dan membuat seseorang menjadi pasangan yang romantis.

Sebaliknya, altruisme akan merugikan aktor/pelakunya. Seseorang yang memiliki perilaku altruisme dapat menimbulkan risiko atau bahaya bagi dirinya karena mengabaikan kesehatan, keluarga, lingkungan sosial, atau hingga kekurangan kebutuhan keuangan untuk sendiri dan keluarga. 

Kerugian lainnya, sebab fokus pada satu kebaikan, sehingga mengabaikan hal lainnya, melupakan kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Dan, sudah pasti, pada saatnya akan ada waktunya lelah secara emosional.

Pada akhirnya, semoga di bulan yang penuh berkah dan ampunan ini, saya dan kita semua dapat menjadi pribadi yang altruisme.

Namun, tetap perlu diperhatikan bahwa sifat dan karakter altruisme, kebaikan yang mendahulukan orang lain dibandingkan diri sendiri. Pada beberapa kesempatan memang  diperlukan, tetapi tidak serta-merta melupakan diri sendiri dan selalu wajib bertindak cerdas, melakukan kebaikan sesuai dengan "kemampuan."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun