Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

(7) Saya Pribadi Altruisme, Mendahulukan Orang Lain?

29 Maret 2023   20:50 Diperbarui: 29 Maret 2023   20:53 1908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Dari berbagai kisah dan fakta, seseorang yang memiliki perilaku altruisme,  membantu orang lain tanpa memperhatikan ganjarannya. Bisa jadi karena tuntutan moral dari agama, organisasi, hingga keinginan diri sendiri.

Lebih jauh, dikutip dari American Psychological Association, manusia yang berperilaku altruisme akan merasakan manfaatnya secara emosional. Meski untuk validitasnya, butuh penelitian lanjutan untuk mengetahui alasan di balik perilaku altruisme ini, namun para ahli (psikolog) telah mengidentifikasi beberapa jenis perilaku altruisme di antaranya:
(1) Altruisme genetik: Jenis ini kerap mendahulukan kepentingan orang-orang atau keluarga terdekat. Contohnya, orang tua yang melakukan tindakan pengorbanan agar kebutuhan anggota keluarganya terpenuhi.
(2) Altruisme timbal balik: Hal ini didasarkan pada hubungan saling memberi dan menerima. Saat membantu orang lain, mungkin suatu saat orang tersebut membalas budi.
(3)Altruisme berdasarkan kelompok: Perilaku ini karena keterlibatan pada kelompok tertentu. tujuannya untuk membantu orang-orang yang merupakan bagian dari kelompok tersebut atau mendukung tujuan sosial tertentu.
(4) Altruisme murni: Perilaku ini didasari memberikan bantuan pada orang lain tanpa imbalan apa pun. Motivasinya adalah nilai-nilai dan moral yang berasa dari keinginan diri sendiri.

Dari dua contoh drama yang saya ilustrasikan, kira-kira, para aktor/pihaknya termasuk golongan manusia yang memiliki jenis altruisme yang mana? Bisa dibaca ulang dan ditemukan jawabannya.

Altruisme bermanfaat,  merugikan

Kendati Altruisme sangat bermanfaat, altruisme pun dapat merugikan. Manfaatnya, seperti:
(1) Dengan mengedepankan orang lain, akan berdampak kesehatan yang lebih baik bagi pelakunya. Contohnya, meningkatkan kesehatan fisik dalam banyak cara. Seseorang yang kerap menjadi sukarelawan memiliki kesehatan yang lebih baik. Saat kegiatan ini dilakukan secara teratur, risiko kematian jauh lebih rendah.
(2) Meningkatkan kesejahteraan mental yang lebih baik. Sebab, melakukan hal yang terpuji bagi orang lain, aktor/pelakunya dapat merasa lebih baik tentang diri sendiri dan dunia yang ada di sekitar. Pun dapat mengalami peningkatan kebahagiaan setelah melakukan hal-hal baik.
(3) Meningkatnya hubungan romantis. Altruisme yang dilakukan pada pasangan, perilaku baik dan penuh kasih dapat membuat hubungan lebih baik. Kebaikan adalah salah satu kualitas yang penting dan membuat seseorang menjadi pasangan yang romantis.

Sebaliknya, altruisme akan merugikan aktor/pelakunya. Seseorang yang memiliki perilaku altruisme dapat menimbulkan risiko atau bahaya bagi dirinya karena mengabaikan kesehatan, keluarga, lingkungan sosial, atau hingga kekurangan kebutuhan keuangan untuk sendiri dan keluarga. 

Kerugian lainnya, sebab fokus pada satu kebaikan, sehingga mengabaikan hal lainnya, melupakan kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Dan, sudah pasti, pada saatnya akan ada waktunya lelah secara emosional.

Pada akhirnya, semoga di bulan yang penuh berkah dan ampunan ini, saya dan kita semua dapat menjadi pribadi yang altruisme.

Namun, tetap perlu diperhatikan bahwa sifat dan karakter altruisme, kebaikan yang mendahulukan orang lain dibandingkan diri sendiri. Pada beberapa kesempatan memang  diperlukan, tetapi tidak serta-merta melupakan diri sendiri dan selalu wajib bertindak cerdas, melakukan kebaikan sesuai dengan "kemampuan."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun