Alphard sakti masuk apron Bandara Soeta. Kok, bisa?
(Supartono JW.Ramadhan3.1444H.25032023)
Di hari pertama ibadah Ramadhan 1444 Hijirah, saya tulis artikel dengan judul "Manusia Tahu Diri", dan apa pemahaman tentang manusia tahu diri itu.
Di hari kedua Ramadhan, sebab +62 heboh menyoal larangan Buka Bersama  (Bukber) oleh Presiden Jokowi untuk Pejabat pemerintahan dan ASN, saya tulis bahwa Jokowi tahu diri, maka meredam pejabat pemerintahan dan ASN agar tidak menambah masalah tentang gaya hidup hedon pejabat pemerintah yang kini terus menjadi sorotan masyarakat.
Di hari ketiga ibadah Ramadhan, terkait manusia tahu diri, saya coba rangkum masalah yang masih terkait pejabat pemerintahan, yang jujur saja saat membaca berita terkait, membuat hati dan pikiran rakyat geram.
Lebih dari itu, meski media massa mainstream (arus utama) masih bungkam, warganet dan netizen +62 juga terus geram. Pasalnya Mobil Menteri Keuangan Sri Mulyani, yakni Toyota Alphard berwarna hitam, masuk ke area apron Bandara Soekarno-Hatta pada 22 Maret 2023. Peristiwa ini menjadi perbincangan di media sosial.
Mirisnya, setelah masyarakat ramai membincang, baru setelah peristiwa lewat tiga hari, PT Angkasa Pura II menyatakan mobil Sri Mulyani itu telah mendapatkan izin untuk masuk ke area apron.
"Kendaraan yang digunakan untuk penjemputan sudah dilengkapi izin memasuki apron," berdasarkan keterangan tertulis dari PT AP II yang diterima oleh awak media pada Sabtu (25/3).
Menurut PT AP II, Sri Mulyani baru pulang setelah melakukan kunjungan kerja ke Papua. "Kegiatan yang terlihat dalam foto adalah kegiatan penjemputan yang dilakukan oleh Bea Cukai Soetta," jelasnya.
Ditambahkan, rombongan Kementerian Keuangan menggunakan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID6183, tiba di Bandara Soetta pada pukul 14.38 WIB. Penjemputan itu dilakukan di apron pada parkstand D71.
Setelah media sosial dan media massa membincang peristiwa yang dianggap SULTAN ini, ternyata harus menunggu tiga hari, pihak terkait memberikan penjelasan. Padahal, warganet, netizen, dan publik +62 tahu peraturan tentang Apron Bandara.
Siapa meneladani?
Sejak kasus Mario, masyarakat Indonesia terluka pikiran dan hatinya, sebab khususnya para pejabat di Kementerian Keuangan, selama ini benar-benar dianggap tidak tahu diri. Memanfaatkan keadaan dan jabatannya, mengeruk uang rakyat untuk memperkaya diri, keluarga, kelompok dan golongannya.
Kasus Mario masih sangat hangat. Belum usai dan masih ada pihak yang wajib menelusuri harta-harta pejabat lainnya. Terlebih, beberapa anggota keluarga mereka juga masih tidak tahu diri, masih mempertontonkan gaya hidup hedon di tengah masyarakat.
Sudah begitu, Republik ini juga kini dipenuhi keluh kesah warganet dan netizen tentang perilaku para petugas Bea Cukai di Bandara yang memajaki barang masuk seenak perutnya. Bahkan, atas kasus ini, ada pegawai Milenial Direktorat Pajak yang sampai menulis surat terbuka, atas perilaku dan apa yang terjadi di lingkungan kerjanya, dari bawahan sampai atasan.
Di tengah persoalan yang masih membuat rakyat muak, bila benar, Sri Mulyani memanfaatkan jabatannya dengan meneladani dijemput di apron dengan mobil pribadinya, pun ada pengawalan yang mobilnya juga ada tulisan yang tertangkap kamera wartawan rakyat, ini jelas kisah yang menyedihkan.
Bagaimana rakyat akan belajar menjadi tahu diri. Sebab, yang dicontohkan oleh para pejabat juga perilaku tidak tahu diri.
Menyoal Alphard masuk apron, karena dianggap terlalu berlebihan memiliki privilege yang sangat tidak pantas. Bahkan dengan klarifikasi dari PT AP II, netizen beranggapan tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari kinerja Sri Mulyani sebagai Menkeu. Tidak heran pula banyak anak buahnya yang pamer harta di media sosial, meski harta dari mana?
Yang pasti, sebagai manusia biasa, saya cukup prihatin, sebab di bulan yang penuh berkah dan ampunan ini, masih saja +62 diganggu oleh sikap tidak tahu diri orang-orang yang seharusnya menjadi teladan untuk anak buahnya dan juga rakyat meski alasannya bekerja untuk rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H