Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kompetensi dan Integritas Wasit: Gol Offside, Diving Pinalti, Menciderai Fair Play dan Tidak Mendidik

13 Februari 2023   14:39 Diperbarui: 13 Februari 2023   19:01 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai contoh. Saya menjadi saksi dari laga kompetisi swasta yang tiga kali berturut-turut, sebuah tim dipimpin oleh paket wasit yang sama. Tim bersangkutan, pun dirugikan dengan cara yang sama oleh paket wasit tersebut. Di antaranya, lawan dalam posisi offside, tetapi hakim garis tidak mengangkat bendera, sampai mencetak gol. Saat, dikonfirmasi kepada wasit tengah, wasit tengah menyebut, benar yang mencetak gol dalam posisi offside, tetapi hakim garis tidak mengangkat bendera, sehingga ia tetap mengesahkan gol.

Berikutnya, ada pelanggaran di depan mata wasit, tetapi wasit tidak meniup pluit. Saat wasit dikonfirmasi, apakah itu pelanggaran atau bukan, dijawabnya tidak nyambung. Malah bilang, "saya ada di dekat kejadian". Lalu, saat ditegaskan, itu pelanggaran atau bukan, akhirnya menjawab, benar pelanggaran, tetapi tetap ada pembelaan bahwa kondisi sedang play on.

Ada sikap wasit yang bila pemain dan tim tidak dibekali pondasi fair play oleh manajemen tim yang dirugikan wasit, wasit sangat layak mendapat "bogem" dalam arti kata-kata atau pukulan nyata. Apa pasalnya, pemian tim yang dirugikan benar-benar dilanggar oleh lawan di kotak pinalti, tetapi wasit menujuk titik di luar garis kotak pinalti. Artinya, wasit tidak memberikan pelanggaran pinalti. Meski tidak ada kamera VAR, kejadian pelanggaran dilihat oleh penonton di pinggir lapangan yang melihat jelas bahwa kejadian pelanggaran adalah di dalam kotak pinalti. Pihak panitia/operatorpun menjadi saksi bahwa pelanggaran memang di dalam kotak pinalti. Tetap wasit tetap tidak malu menunjuk titik di luar kotak pinalti.

Kasihan, anak-anak yang bermain dalam tim yang selalu dirugikan oleh wasit dan akhirnya tim yang dirugikan menderita kalah dalam gol. Meski menang permainan, sebab wasit menciderai fair play.

Pertanyaannya, bila wasit dan paketnya berkali-kali memberikan kerugian pada sebuah tim, apakah wasit dan paketnya memiliki eror sendiri? Tidak cerdas dan tidak kompeten, tetapi tetap diberikan tugas memimpin? Atau yang memberi tugas tidak cerdas dan tidak kompeten? Atau ada sesuatu yang diskenario di balik kesengajaan merugikan sebuah tim? Semua dapat ditelisik dan diidentifiaksi kebenarannya dengan mudah. Tidak sulit, lho?

Yah, itu deskirpsi di antara kepemimpinan wasit di kompetisi swasta yang wasitnya mempraktikkan perbuatan tidak fair play, menciderai pikiran dan hati para pesek bola muda yang diperlakukan tidak adil, tidak jujur, tidak obyektif.

Selain deskripsi tersebut, banyak kisah nyata tentang wasit yang tidak fair play di berbagai kompetisi swasta maupun kompetisi resmi yang dihelat oleh PSSI (Askot, Askab, Asprov, dan LIB).

Liga 1 tidak mendidik

Kisah wasit tidak fair play terbaru, (maaf dengan tidak menyebut nama tim, pelatih, dan pamain, sebab ini sebagai salah satu contoh dari sikap-sikap fair play yang sama dalam laga-laga sebelumnya di Liga 1) adalah adanya wasit yang mengesahkan dua gol kemenangan salah satu tim dalam lanjutan kompetisi Liga 1 PSSI, Minggu, 12 Februari 2023. Bahkan kisah dua gol yang tidak fair play ini pun viral menjadi perbincangan media massa dan jagad dunia maya.

Kisah ini saya ulas, tujuannya agar tidak terulang peristiwa yang sama di lanjutan laga Liga 1. Tidak diteladani oleh wasit-wasit lain di Liga 2, Liga 3, hingga kompetisi sepak bola akar rumput. Dan, apakah wasit dan paketnya tidak mendapat hukuman dari pihak terkait atas perbuatan tidak fair play-nya?

Mirisnya lagi, diberitakan bahwa sang pelatih yang timnya diberikan hadiah dua gol oleh wasit, malah tidak ambil pusing. Padahal sang pelatih, memiliki label prestasi dunia. Malah berdalih, semisal untuk gol kedua, bahwa apa pun itu, yang mencetak gol berada di waktu dan posisi yang tepat. Wasit mengesahkan gol, berarti itu benar gol. Ini pun berlaku untuk gol pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun