Di samping masalah kualitas diri dalam keterampilan berbicara dan mendengar. Keterampilan membaca pun menjadi tolok ukur apakah sesorang memiliki kualitas diri atau tidak.
Terkait keterampilan membaca, sangat mudah kita jumpai orang-orang yang sok tahu tentang sesuatu, padahal yang diketahui hanya sebatas kulitnya, dengar berita yang beredar, hanya membaca judulnya, dan lainnya.
Pantaslah, mengapa pendidikan Indonesia terus terpuruk dalam rapor literasi, matematika, dan sains, sebab pergerakan orang-orang yang sok tahu, lebih dinamis dibandingkan orang-orang yang berkualitas di negeri ini. Sementara orang-orang yang hidup dari dunia politik, juga sibuk dan serakah mengurus dirinya sendiri, keluarganya sendiri, dinastinya, oligarkinya, dan kepentingan-kepentingan mereka sendiri. Kualitas hidup yang seharusnya untuk rakyat, hanya dinikmati oleh mereka sendiri dengan atas nama rakyat, tetapi tetap rakyat yang menderita.
Ciri orang berkualitas
Orang yang berkualitas tetapi dirinya bermaslahat untuk orang lain dan rakyat di antaranya:
1. Selalu bersedia membuka telinga untuk mendengarkan berbagai hal. Bukan selalu ingin didengar.
2. Tidak bikin repot, tidak menyusahkan orang lain, tidak bikin kecewa dan tidak bikin marah diri sendiri serta orang lain.
3. Mampu membahagiakan diri sendiri dan orang lain, bukan untuk mencari sensasi, mencari muka, menjilat, mencari pengakuan demi mendapat pujian dari orang lain.Â
4. Memiliki keberanian dan kepercayaan diri untuk menghindar dan menolak berdekatan dengan toxic people, yaitu orang-orang yang membawa pengaruh negatif ke hidup kita. Lebih baik punya sedikit teman tapi berkualitas. Karena, orang-orang di sekitar kita memiliki peran besar dalam sentuhan dan pengaruh perjalanan hidup. Maka, wajib sangat selektif memilih teman.
Semakin tinggi kualitas hidup seseorang akan semakin ketat standar diri yang harus dijaga. Kualitas diri memiliki peran penting dalam mencapai kesuksesan. Semakin tinggi kualitas diri, semakin besar pula peluang kesuksesan yang akan didapatkan.
Hati-hati, banyak orang yang berpendidikan tingga, kualitas dirinya malah rendah. Dapat diukur dari hati dan lisan. Bila hati dan lisan tidak baik, maka kualitas dirinya sudah pasti buruk dan rendah. Lalu, merasa dirinya lebih hebat dari orang lain tanpa pernah sadar dan mau tahu bahwa orang lain justru menilainya sebaliknya.