Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Realita Baru, Orang yang Menyakiti Tetap Bahagia di Depan yang Disakiti

13 September 2022   06:49 Diperbarui: 13 September 2022   06:56 5980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Jangan berharap sikap yang sama

Dari kisah tersebut, ada hikmah yang dapat dipetik. Hikmahnya,

Pertama, saya/kita jadi tahu hati dan pikiran dia/mereka, kini untuk siapa.

Kedua, jangan berharap kepada orang yang telah menyakiti hati dan pikiran kita untuk dapat merasakan, bersikap, dan berbuat sama seperti kita yang sedang sakit hati dan sangat sedih, bila mereka tetap nampak bahagia di depan mata kita.

Ketiga, bagi yang sakit hati dan pikiran, menjadi tahu realita, bahwa orang yang menyakiti hati dan pikiran kita, hidupnya memang sudah untuk orang lain, bukan untuk kita. Maka, mereka tetap bahagia di atas sakit hati.dan pikiran kita.

Keempat, bila saya, kita menjadi orang yang disakiti hati dan pikiran oleh orang lain, maka ikhlaslah, instrospeksi, mawas diri agar tidak disakiti hati dan pikirannya oleh orang yang lain lagi. Jangan berharap, orang yang menyakiti hati dan pikiran kita untuk punya sikap, perbuatan,  dan perasaan yang sama dengan kita. Sebab, realitasnya berbeda. 

Dia menyakiti saya/kita, karena menurutnya/mereka, saya/kita memang layak disakiti. Dan, realitasnya dia/mereka tetap bahagia, tetap "cengengesan" di depan saya/kita karena sudah ada harapan yang baru.

Pada akhirnya, selalu ingat, ada karma. Bila selama ini saya/kita menjadi pihak yang disakiti hati dan pikirannya, tetaplah membalas orang/pihak yang menyakiti dengan sikap, perbuatan, dan kata-kata yang baik. Perbuatan dia/mereka, biarlah karma yang akan menghukumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun