Ironismya, mentang-mentang sedang "berkuasa dan menguasa", mereka mulai dari pemimpin, kader, hingga pengikutnya,
secara membabi buta terus menabuh genderang "kekuatan" sampai lupa secara rasional, apa yang mereka lakukan, rakyat sejatinya mengelus dada bahkan tertawa dan tak menyadari bahwa semua itu justru semakin  menurunkan tingkat kepercayaan rakyat kepada mereka.
Apakah mereka akan tetap menjadikan Pilkada 2020 ajang "pentas" yang sama seperti Pilkada 2018 dan Pilpres 2019? Melupakan esensi bahwa pemilu adalah melahirkan kepemimpinan nasional dan lokal melalui mekanisme yang demokratis dan terpercaya?
Bila demokrasi sudah dibeli oleh cukong, maka Pilkada 2020 sejatinya juga sudah dapat dibaca siapa saja yang akan menang dan menjadi pemimpin daerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H