Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pencoretan Zico, Pelajaran untuk Pesepak Bola Akar Rumput

14 Agustus 2020   14:32 Diperbarui: 14 Agustus 2020   14:27 2118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Secara obyektif, pencoretan 11 pemain yang baru dilakukan selama tiga pertemuan pun bagi seorang Shin, sudah dirasa cukup, sebab hanya dengan melihat skill individu pemain saja, sudah dapat terbaca oleh pelatih. Bila ada pemain yang dicoret namun belum sempat turun ikut seleksi, mungkin ada pertimbangan lain, semisal masalah kebugaran pemain dll.

Jadi, cara Shin mencoret pemain yang tidak seperti tradisi TC timnas sebelum-sebelumnya, harus juga dipahami oleh pemain dan publik sepak bola nasional.

Menyoal kemungkinan adanya bisikan dari pengurus PSSI maupun tim pelatih lokal yang memengaruhi keputusan Shin dalam pencoretan karena ada pemain titipan, juga tidak mustahil terjadi, namun yang pasti, inilah "belantara" sepak bola, yang semakin wajib dipahami, dimengerti oleh setiap pemain dan publik sepak bola nasional ketika kursi pelatih berganti. Harus legowo.

Dari 35 pemain pun, akan ada lagi pemain yang dicoret saat turnamen berlangsung mengikuti regulasi yang ada.

Jadi, inilah pelajaran khususnya bagi pesepak bola akar rumput dalam suka dan duka meniti impian menjadi pemain timnas. Banyak faktor yang menjadi penentu apakah seorang pemain akan tetap menjadi pilihan bila pelatihnya berbeda.

Apakah seorang pemain akan tetap masuk tim dengan cara proses yang umum atau tidak umum karena setiap pelatih memiliki cara masing-masing dalam memproses skuatnya sebelum menjadi tim utama.

Lalu, seorang pemain juga sudah harus sudah terlatih mental. Siap senang saat berhasil, dan tetap bahagia saat gagal, karena menjadi pemain timnas memang harus memenuhi kriteria terbaik sesuai kriteria pelatih yang mengampunya.

Bagi pesepak bola akar rumput yang selama ini sudah terbiasa masuk tim dan menjadi pilihan pelatih baik dalam SSB maupun Sepak Bola, maupun tim sejenisnya dalam turnamen atau kompetisi, yakinkan bahwa kalian terpilih masuk tim, karena memang kualitas kalian, bukan karena kolusi dan nepotisme (titipan). Banggalah bila seperti itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun