Di Amsterdam, Belanda, alun-alun kota disebut Dam Square. Berbeda dengan Dam Square, alun-alun kota Brussel ini dikelilingi gedung-gedung tua bersejarah, termasuk Town Hall.Â
Begitu kami masuk ke area alun-alun, turis sudah menyemut di sini. Mereka semua sedang takjub melihat setiap sudut yang isinya bangunan megah bersejah. Ada yang berfoto atau duduk-duduk menikmati keindahan bangunan yang tak ternilai harganya.
Meski begitu, satu kantong cokelat dengan berbagai varian pun sudah saya tenteng dan baru saya sadari, satu kantong cokelat dengan berbagai varian itu saat saya membayar di kasir bila dirupiahkan sudah lebih dari dua juta rupiah.
Saat saya melihat wujud aslinya, ternyata ukurannya sangat kecil. Ukuran boneka, kira-kira 61 sentimeter. Meski imut tetapi banyak menarik turis untuk datang melihatnya. Turis berebutan di depannya untuk berfoto.
Salah satu kisah versinya adalah: Ada anak kecil dengan beraninya mengencingi bom sehingga tidak jadi meledak. Karena 'kepahlawanannya' itu si bocah dibuatkan patungnya sebagai penghargaan.Â
Versi lain menyebut bahwa patung anak kecil ini adalah anak seorang bangsawan. Konon, si bocah hilang. Lalu, dicari-cari dan ditemukan sedang pipis di sudut jalan. Sebagai rasa syukurnya, orang tua si bocah kemudian membuatkan patungnya.
Dari catatanan sejarahnya, Manneken pis dibuat pematung Jerome Duquesnoy pada tahun 1619. Dan, pembuatan patung ini untuk menggantikan patung aslinya dari batu yang sudah ada sejak 1388, tetapi hilang dicuri.Â
Ternyata, di kota ini, selain Mannaken Pis, ada patung serupa lainnya. Patung bernama Jeanneke Pis ini pasangan pasangan Manneken Pis. Letaknya di sudut jalan lainnya.Â