Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mendukung Aksi Benar dan Baik PSSI, Demi Prestasi!

10 Mei 2020   06:15 Diperbarui: 10 Mei 2020   06:19 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, nasi sudah menjadi bubur. Meski kepergian Tisha yang "entah" maksudnya untuk membikin PSSI menjadi bermasalah atau demi kepentingan sendiri dan lainnya, mungkin tak perlu dibahas lagi. 

Roda PSSI, FIFA, Menpora, Indra Sjafri

Yang pasti, roda organisasi PSSI harus terus bergulir dan mengalir. Memang, selepas Tisha, PSSI jadi memiliki banyak masalah. Kini, cukup terasa, bahwa meski sudah ada Plt Sekjen, kinerja PSSI menjadi lambat. Sudah begitu persoalan nepotisme, juga menjadi penghambat laju PSSI dalam proses pemilihan Sekjen baru. 

Padahal, program PSSI terutama persiapan Piala Dunia U-20 juga wajib terus bergulir, meski pandemi virus corona ikut menjadi orkestra. Sangat nampak, 

PSSI jadi terkesan diam di tempat, bahkan FIFA yang selama ini sudah "nyetel" komunikasi dengan Tisha, begitu Tisha lingsir, juga menjadi ganjalan terutama dalam komunikasi dan progres Piala Dunia. 

Hingga pada akhirnya, dalam informasi terbaru, FIFA masih mengkaji 6 Venue yang diajukan PSSI untuk Piala Dunia U-20, yaitu GBK, Pakansari, Manahan, Mandala Krida, Bung Tomo, dan I Wayan Dipta. Meski PSSI juga tetap menyiapkan cadangan Stadion Riau dan Sriwijaya. 

Selain FIFA yang masih mengkaji, sejatinya PSSI juga sangat membutuhkan dukungan dan komitmen dari Kemenpora, menyoal "time line" pendanaan ke PSSI. Sebab, bisa diterka, dengan Plt Sekjen yang kurang dapat mengikuti alur Sekjen sebelumnya, maka jelas, PSSI kini sangat bermasalah pada persoalan pendanaan. 

Saat Sekjen tidak jalan, efeknya tentu pada kinerja Deputi 1 dan 2 serta terutama pada Direktur Keuangan. Di mana, sektor tersebut menjadi urat nadi organisasi PSSI baik untuk internal PSSI maupun ekternal program-programnya. 

Pertanyaannya, kira-kira apakah keuangan untuk program PSSI terutama kepetingan Timnas dapat dipenuhi? Bahkan dengan kondisi yang ada, untuk gaji pengurus dan karyawan saja, di masa corona sulit bagi PSSI, sebab semua sektor terhenti. 

Di sini memang sangat dibutuhkan peranan Ketum, namun dengan kondisi dan fakta yang ada, tentu akses Ketum juga pasti ada hambatan. 

Meski saya mendengar kabar bahwa untuk gaji timnas, PSSI tetap komit, namun Direktur Teknik di bawah genggaman Indra Sjafri bisa jadi dapat dimaksimalkan membantu di masa sulit ini. Semisal, Indra melakukan nego ulang kepada Shin Tae-yong (STYy). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun